FINANCE

Airlangga Hartarto: Pemulihan Ekonomi di Jalur yang Benar

Pemerintah menargetkan ekonomi tumbuh 5 persen pada 2022.

Airlangga Hartarto: Pemulihan Ekonomi di Jalur yang BenarMenko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan sambutan saat Opening Ceremony Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
08 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi COVID-19 telah berada di jalur yang benar. Dia pun meramalkan perekonomian Indonesia akan terus melaju positif ke depannya.

“Kita bersyukur bahwa pandemi telah terkendali saat ini. Berbagai kebijakan pemulihan ekonomi sudah berada di jalur yang benar sehingga perekonomian Indonesia dapat tumbuh positif,” kata Airlangga dalam keterangan pers seperti dikutip pada Rabu (8/12).

Airlangga menambahkan, pada kuartal keempat tahun ini ekonomi diperkirakan tumbuh sekitar 3,7 sampai 4,0 persen. Sebagai catatan, pada kuartal ketiga 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 3,51 persen secara tahunan, melambat dari pertumbuhan 7,07 persen pada kuartal sebelumnya.

Pemulihan sektor bisnis

Airlangga juga berharap bahwa sejumlah sektor usaha akan ikut pulih, seperti manufaktur, pertambangan, dan perkebunan yang telah membaik lebih awal. Sedangkan, sektor pertanian dan real estate juga menunjukkan ketangguhannya di masa pandemi COVID-19.

“Jika momentum ini bisa kita pertahankan, kita harapkan ekonomi Indonesia akan terus tumbuh sebesar 5,2 persen pada 2022,” ujarnya. Bila prediksinya benar, maka perekonomian domestik akan kembali normal ke era sebelum pandemi atau 2019 dengan pertumbuhan 5,02 persen.

Sebagai gambaran, sektor manufaktur, misalnya, saat ini sedang ekspansif. Berdasarkan data IHS Markit, angka Purchasing Managers’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2021 mencapai 53,9. Meski sedikit menurun dari 57,2 pada Oktober, namun angka PMI di atas 50 mengindikasikan industri dalam negeri sedang menggeliat.

Di luar itu, lanjut Airlangga, pandemi COVID-19 juga meningkatkan pengangguran. Pada Agustus 2020, sekitar 29,12 juta orang atau 14,28 persen penduduk usia kerja dikategorikan menganggur, tidak bekerja sementara, tidak masuk angkatan kerja, maupun bekerja dengan pengurangan jam kerja.

Demi mengatasi persoalan tersebut, katanya, strategi pemerintah adalah memanfaatkan program Kartu Prakerja. Hingga akhir November 2021, sedikitnya telah tercatat 78 juta pendaftar online program tersebut. Sementara, sejak 2020 jumlah penerima manfaat sebanyak 11,4 juta orang dengan total insentif yang disalurkan Rp25,1 triliun.

Sedangkan, bagi UMKM yang terdampak pandemi, pemerintah juga telah menyiapkan berbagai program kebijakan agar mereka bisa bertahan. Serangkaian program perlindungan sosial bagi masyarakat juga telah diberikan, yaitu Kartu Indonesia Pintar Perguruan Tinggi, Program Indonesia Pintar, Jaminan Kesehatan Nasional bagi Penerima Bantuan Iuran, Program Keluarga Harapan, Bantuan Sosial Tunai, dan Kartu Sembako.

Presiden Jokowi: Investasi motor pemulihan

Presiden Joko Widodo sebelumnya juga mengatakan perekonomian Indonesia memang masih menemui tantangan pandemi COVID-19. Terlebih, ada perkembangan mengkhawatirkan penyebaran varian baru COVID-19 Omicron di 29 negara. Presiden meminta seluruh pihak untuk tetap waspada namun harus tetap optimistis.

“Tetap harus optimis, apalagi pada 2022 kita optimistis bahwa ekonomi kita bisa bangkit di atas 5 persen,” kata Jokowi dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Tahun 2021, di Bali, Jumat (3/12).

Menurutnya, perbaikan ekonomi akan didorong oleh investasi baik itu investasi dari UMKM maupun usaha besar. Dia pun mengatakan pemerintah menargetkan investasi tahun ini mencapai Rp900 triliun, sedangkan pada 2022 mendatang Rp1.200 triliun.

“Target investasi tahun 2021 Rp900 triliun, kelihatannya tercapai,” kata presiden. Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada Januari-September tahun ini telah mencapai Rp659,4 triliun atau 73,3 persen dari target.

Related Topics