FINANCE

Konsumsi Warga Menggeliat, LPEM UI Proyeksi Ekonomi Q2/2022 Tumbuh 5%

Ekonomi RI masih tahan dari guncangan di kondisi global.

Konsumsi Warga Menggeliat, LPEM UI Proyeksi Ekonomi Q2/2022 Tumbuh 5%Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/4/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
04 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan ikhtiar pelonggaran pembatasan sosial telah berdampak positif terhadap kondisi perekonomian dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi tahun ini pun diperkirakan akan kembali positif seperti pada era sebelum virus corona mewabah atau 2019.

Dalam riset bertajuk Indonesian Economic Outlook Triwulan-III 2022, LPEM FEB UI memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal kedua tahun ini akan tumbuh di kisaran 5,04 sampai 5,09 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan, ekonomi keseluruhan tahun ini (full year) ditaksir meningkat 5,00 persen.

Menurut Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, daam keterangan resmi kepada media, seperti dikutip pada Kamis (4/8), konsumsi rumah tangga kemungkinan akan tumbuh lebih tinggi pada April sampai Mei tahun ini karena momentum Ramadan dan Idulfitri.

Pelonggaran pembatasan sosial bersamaan dengan pelaksanaan vaksinasi massal lebih cepat mendorong pemulihan konsumsi rumah tangga, kata Riefky. Terlebih, konsumsi rumah tangga merupakan salah satu pendorong utama produk domestik bruto (PDB).

“Sepanjang paruh pertama tahun 2022, Indonesia berada pada posisi yang menguntungkan untuk menghadapi guncangan ekonomi global terkini akibat kombinasi dari good policy dan good luck dan peningkatan pesat kegiatan ekonomi domestik,” demikian catatan Riefky dalam laporan tersebut.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian domestik pada kuartal pertama tahun ini tercatat tumbuh 5,01 persen secara tahunan. Sedangkan, ekonomi RI tahun lalu secara keseluruhan tumbuh 3,69 persen usai terkoreksi 2,07 persen pada 2020.

Katalis

Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah permukiman warga di kawasan Jakarta, Selasa (21/12/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah permukiman warga di kawasan Jakarta, Selasa (21/12/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.

Di samping komponen konsumsi rumah tangga, sejumlah kelompok pengeluaran lain, seperti investasi dan ekspor, turut membukukan pertumbuhan positif, kata Riefky. Ambil misal, realisasi investasi pada kuartal kedua tahun ini tercatat tertinggi dalam satu dekade terakhir. Sektor penyumbang utama kenaikan investasi ini adalah sektor manufaktur.

Menurutnya, ekspor juga mencatat perbaikan signifikan dalam satu tahun terakhir. Buktinya, surplus perdagangan atau selisih antara neraca ekspor dan impor pada periode sama mencapai US$15,6 miliar. Raihan ini jelas terjadi seiring kenaikan harga komoditas.

Sementara, inflasi meski meningkat, namun relatif moderat ketimbang negara lain. Indeks harga konsumen Indonesia tercatat sebesar 4,94 persen persen pada Juli 2022, sedangkan inflasi inti tercatat sebesar 2,86 persen pada periode yang sama.

LPEM UI menggarisbawahi soal tekanan ekonomi yang meningkat yang berasal dari ketegangan geopolitik, pengetatan moneter global, dan kenaikan harga komoditas. Tekanan inflasi masih berlanjut, terutama terkait dengan harga komoditas dan pangan global.

“Namun, kami melihat bahwa kondisi suram ekonomi global tidak terlihat pada kondisi ekonomi domestik. Windfall yang berasal dari lonjakan harga komoditas memungkinkan Pemerintah Indonesia untuk memperluas stimulus fiskal untuk menunda kenaikan inflasi sementara tetap membangun momentum pemulihan.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan pemerintah berkomitmen menjaga ekonomi untuk tumbuh di atas 5 persen sampai kuartal ketiga meski di tengah gejolak dan ketidakpastian global.

Menurutnya, jika ekonomi mampu tumbuh dengan target sedemikian, maka di keseluruhan tahun ini akan positif di kisaran 5,00 sampai 5,2 persen. “Kuartal II diperkirakan sedikit lebih dari 5 persen. Jika itu bisa kami jaga hingga kuartal III maka angka 5-5,2 persen akhir tahun bisa tercapai,” ujar Airlangga, seperti dilansir dari Antara, Selasa (2/8).

Related Topics