FINANCE

Permintaan Kredit dalam 3 Bulan ke Depan Diprediksi Melambat

Lemahnya permintaan mitra dagang buat permintan lambat.

Permintaan Kredit dalam 3 Bulan ke Depan Diprediksi MelambatWarga menikmati pemandangan saat mengunjungi area Skywalk di Senayan Park, Jakarta, Sabtu (1/1/2022). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
21 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kebutuhan pembiayaan tiga bulan mendatang hingga Januari 2023 akan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terjadi untuk kredit korporasi, begitu juga untuk kredit rumah tangga pada Oktober 2022 juga masih mencerminkan perlambatan. 

Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi tiga bulan ke depan sebesar 26,7 persen atau lebih rendah dibandingkan SBT pada bulan sebelumnya 28,3 persen pada bulan sebelumnya. 

"Perlambatan kebutuhan pembiayaan antara lain disampaikan oleh responden sektor pertambangan, industri pengolahan dan Konstruksi," tulis Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan periode Oktober 2022 yang dirilis Senin (21/11). 

Lemahnya permintaan mitra dagang dan pesimisme buat permintaan lambat

Pembangunan gedung bertingkat berlangsung di Jakarta, Selasa (9/11/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Pembangunan gedung bertingkat berlangsung di Jakarta, Selasa (9/11/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, responden menyampaikan perlambatan kebutuhan pembiayaan sebagai dampak masih lemahnya permintaan mitra dagang sebesar 62,5 persen, diikuti pesimisme akan peningkatan permintaan masyarakat sebesar 25,0 persen. 

Selain itu, responden juga menyampaikan pemenuhan kebutuhan dana tiga bulan mendatang masih dipenuhi dari dana sendiri 71,1 persen yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya (68,9 persen). Angka tersebut diikuti oleh sumber pembiayaan melalui penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri sebesar 14,5 persen terindikasi melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 21,6 persen. 

Selanjutnya, pembiayaan yang bersumber dari pinjaman/utang dari perusahaan induk
Ialah 11,3 persen dan hasil penjualan aset nonproduktif 6,9 persen juga tercatat melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 12,0 persen dan 9,6 persen.

Sekitar 9,5% rumah tangga diprediksi bakal tambah kredit

Ilustrasi keuangan rumah tangga (Shutterstock/makistock)

Related Topics