FINANCE

Konsumsi Rumah Tangga Topang Ekonomi Jawa Tengah jadi 5,66%

Ekspor luar negeri Jateng tumbuh 35%.

Konsumsi Rumah Tangga Topang Ekonomi Jawa Tengah jadi 5,66%Menparekraf Sandiaga Uno (tengah) memotong rambut gimbal seorang peserta saat tradisi potong rambut gimbal di telaga Cebong kawasan ataran tinggi Dieng desa Sembungan, Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (3/7). (ANTARAFOTO/Anis Efizuddin)
09 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perekonomian Jawa Tengah (Jateng) pada triwulan II-2022 tumbuh 5,66 persen (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 5,12 persen (yoy). 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra menyatakan, sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah berasal dari konsumsi rumah tangga (RT) dan ekspor luar negeri. 

"Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri merupakan sumber pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2022, sementara konsumsi pemerintah dan investasi masih terkontraksi," kata Rahmat melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (9/8). 

Konsumsi rumah tangga Jateng tumbuh 6,14%

Dirinya menambahkan, konsumsi rumah tangga mampu tumbuh sebesar 6,14 persen (yoy).  Perbaikan konsumsi RT seiring dengan peningkatan konsumsi pada periode bulan puasa dan Idul Fitri, liburan sekolah, dan peningkatan mobilitas masyarakat paska pelonggaran PPKM. 

Selain itu, sejumlah kebijakan Pemerintah dan BIseperti relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), loan to value (LTV) properti dan kendaraan bermotor, serta Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), juga turut menjaga perbaikan konsumsi.

Ekspor luar negeri tumbuh 35%

Sementara itu, ekspor luar negeri di Jawa Tengah tumbuh kuat sebesar 35,01 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan ekspor migas sebesar 136,05 persen (yoy). Sementara itu, ekspor non migas Jawa Tengah tumbuh sebesar 22,94 prsen (yoy) turun dibandingkan triwulan sebelumnya di 30,37 persen (yoy). 

Moderasi ekspor non migas disebabkan oleh penurunan ekspor produk kayu dan furnitur akibat kendala sertifikat ecolabel Forest Stewardship Council (FSC), dan penurunan permintaan negara mitra dagang terutama Amerika Serikat. Sementara itu, impor luar negeri Jawa Tengah melambat dari 14,69 persen (yoy) di tahun 2021 menjadi 9,00 persen (yoy) pada kuartal II-2022, terutama pada impor bahan baku dan barang konsumsi. 

Ke depan, pemulihan ekonomi Jawa Tengah diprakirakan terus berlanjut didukung oleh COVID-19 yang terkendali dan peningkatan mobilitas masyarakat. 

Namun demikian perbaikan ekonomi diperkirakan tidak sekuat proyeksi sebelumnya, disebabkan ekspor yang masih tertahan, kenaikan harga energi dan pangan global, serta proteksionisme ekspor beberapa negara produsen pangan dan pupuk.

Related Topics