30 September 2021
Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memprediksi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan akan mencapai 10,2 persen hingga akhir 2021. Purbaya menyatakan, salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan DPK tersebut ialah semakin banyaknya pasokan uang di sistem perekonomian.
"Dengan semakin banyaknya uang di sistem perekonomian, dan kalau PPKM dikurangi kami berharap kedepan laju pertumbuhan tersebut bisa dilampaui dengan mudah," kata Purbaya melalui video conference di Jakarta (29/9).
LPS pun mencatat, hingga Agustus 2021 pertumbuhan DPK perbankan berada di level yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 8,8 persen secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan rekening Bank BUKU II tertinggi
Berdasarkan data Agustus 2021, jumlah rekening yang dijamin LPS adalah sebesar 99,92 persen dari total rekening atau setara dengan 365.073.552 rekening.
Purbaya menyampaikan, hingga Agustus 2021 pertumbuhan rekening tertinggi berada pada Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) II di kisaran 23 persen (YoY).
"Nasabah lebih berani di bank kecil. Yaitu bank BUKU II di Agustus 2021 laju pertumbuhan jumlah rekening mencapai 23,58 persen (YoY). Untuk jumlah rekening BUKU III tumbuh 10 persen (YoY) dan BUKU IV itu ke 8,95 persen (YoY,)" kata Purbaya.
Kredit diproyeksikan tumbuh 3,2%
Tak hanya itu, LPS juga memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan mencapai 3,2 persen hingga 5 persen pada akhir 2021. Hal ini seiring dengan tren positif pertumbuhan kredit perbankan dalam beberapa bulan terakhir.
"Kredit ini penting karena menunjukkan bagaimana bekerjanya sistem intermediasi perbankan, yang sebelumnya terus tumbuh negatif," kata Purbaya.
Berdasarkan data internal LPS, pada Agustus 2021 menujukkan pertumbuhan kredit perbankan mencapau 0,9 persen secara (YoY).
Pemulihan dinamika pasar keuangan
Purbaya juga menyampaikan, dinamika pasar keuangan domestik dan global menunjukkan tren pemulihan kendati masih dibayangi risiko volatilitas akibat rencana kebijakan tapering off.
"Secara umum rencana dan timing tapering off yang akan mulai dilakukan di akhir tahun 2021 sudah lebih relatif dapat diterima oleh pelaku pasar, dan diyakini tidak akan langsung diikuti dengan kenaikan suku bunga kebijakan moneter," tambah Purbaya.
LPS juga menilai, percepatan pemulihan perekonomian saat ini perlu terus didorong, salah satunya dengan membantu perbankan mengelola biaya dana. Sehingga diharapkan dapat memberikan insentif untuk sisi biaya dan penyaluran kredit perbankan. Ke depan LPS akan terus berupaya menjaga sinergi kebijakan lintas otoritas untuk mendukung proses pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan secara lebih luas.