LUXURY

Rolls-Royce Motor Cars dan Peringatan 160 Tahun Sir Henry Royce

Kesempurnaan karya otomotif lebih dari satu abad.

Rolls-Royce Motor Cars dan Peringatan 160 Tahun Sir Henry RoyceSIR HENRY ROYCE (1863 - 1933)/DOk. Rolls-Royce Motor Cars

by Desy Yuliastuti

26 April 2023

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Rolls-Royce lebih dari mobil mewah yang menjadi simbol status seseorang. Perusahaan mobil super mewah asal Inggris ini juga bernilai tinggi dan kiprahnya diakui lebih dari satu abad. Jejak Rolls-Royce Motor Cars, berawal dari dua nama: Charles Rolls dan Henry Royce.  

Sebagai penanda momentum bersejarah, jenama yang telah memulai produksi mobil listrik itu merayakan 160 tahun salah satu pendirinya, Sir Frederick Henry Royce, OBE (27 Maret 1863 - 22 April 1933).

"Sir Henry Royce meninggalkan pepatah penting bagi Rolls-Royce Motor Cars: Berusaha untuk kesempurnaan dalam segala hal yang kita lakukan. Ambil yang terbaik dari yang ada dan buatlah menjadi lebih baik," ujar Chief Executive Officer, Rolls-Royce Motor Cars, Torsten Müller-Ötvös dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (26/4). 

Dia menambahkan, pepatah itu diterapkan Sir Henry Royce dalam setiap aspek kehidupan pribadi dan profesionalnya. 

"Hari ini, saat kita memperingati ulang tahun ke-160 kelahirannya, tantangannya masih memengaruhi dan menginspirasi segala hal yang kami lakukan. Ini menjadi pengingat konstan bahwa kesempurnaan adalah target yang selalu bergerak, tidak pernah selesai," katanya.

Memperingati 160 tahun kelahiran Sir Henry Royce, konsumen dan seluruh jajaran perusahaan menyelami kembali kehidupan dan perjalanan kariernya yang luar biasa.

Kisah sang legenda

Langkah menuju kesempurnaan produk kebanggaan Britania Raya dan dunia tidak ditempuh dengan mudah. Sir Henry Royce mengalami balada perjuangan hidup dan kejadian tidak beruntung.

Putra bungsu dari lima bersaudara ini berasal dari keluarga biasa dengan situasi keuangan tidak berkecukupan. Bahkan ayahnya bangkrut dan harus dipenjara. 

Nasib tak mujur membentuk karakter Royce muda. Namun, dia bertekad untuk membuat kehidupan yang lebih baik untuk dirinya sendiri.

Pada usia 10 tahun dia bekerja di London, sebagai penjual surat kabar, kemudian sebagai pengantar telegram. Kemudian ia memulai magang di bengkel Great Northern Railway (GNR) di Peterborough. Salah satu indikator awal dari bakatnya adalah menggarap tiga miniatur gerobak dorong dari kuningan.

Pada 1881, langkahnya melaju di Electric Lighting & Power Generating Company (EL&PG) dan berkesempatan mendapat pelajaran bahasa Inggris dan matematika. 

Kariernya kemudian berlabuh di Perusahaan Listrik Maxim-Weston, menjadi First (Chief) Electrician yang bertanggung jawab atas penerangan jalan dan teater di kota Liverpool. Sampai perusahaan mengalami kesalahan manajemen dalam akuisisi paten.

Tak lekas berpuas diri, Royce mendirikan perusahaan sendiri, FH Royce & Co di Manchester. Awalnya memproduksi barang-barang kecil, yakni bel pintu bertenaga baterai, perusahaan berkembang menjadi alat berat seperti derek dan kapstan shunting kereta api.

Pada 1901, dokter yang merawatnya karena ia kadang mengalami tegang kepala dan kurang rileks memberitahunya agar membeli sepeda roda empat De Dion agar bisa bersantai. Ia juga membeli mobil pertamanya, Decauville bertenaga 10 daya kuda (dk).

Kendaraan itu ia bongkar dan membangun tiga dua silinder 10 dk yang diteruskan membuat perusahaan mobil pada 1906, dengan Managing Director Claude Johnson. Sir Henry Royce merancang 40/50 dk, Silver Ghost, mobil yang pernah disebut-sebut sebagai "mobil terbaik di dunia".

Ketika Rolls-Royce di Manchester tidak dapat lagi mengakomodasi produksi mobil, mereka kemudian mengakuisisi sebuah situs di Nightingale Road di Derby, tempat merancang dan mengawasi pabrik baru yang dibangun khusus.

Mengingat volume dan kecepatan pekerjaannya yang tiada henti, krisis kesehatan serius kembali dialami Sir Henry Royce pada 1911. Ia kemudian melakukan perjalanan darat ke Mesir ditemani Claude Johnson, Sir Henry Royce. Dalam rute pulang singgah di Prancis, Royce singgah di dusun kecil Le Canadel, dekat Nice dan membeli tanah untuk serta membangun villa.

Kelak, inilah tempat tetirah Sir Henry Royce. Ia menikmati musim dinginnya di Le Canadel, sementara musim panas berada di selatan Inggris. Mulai 1917, pilihan tinggal di Britania Raya adalah Elmstead, West Wittering, Sussex, kurang dari 15 km dari House of Rolls-Royce, pabrik Rolls-Royce Motor Cars kini di Goodwood.

Pantang menyerah 

Kecintaannya pada dunia otomotif tak membuat Sir Henry Royce menyerah meskipun dilanda masalah kesehatan. Ia tetap konsisten merancang mobil atau mesin pesawat terbang, dan terus berupaya mencari kesempurnaan.

Di bawah arahannya, mesin aero Buzzard dibangun pada 1927 dengan output awal 825 dk. Lantas dalam empat tahun menjadi mesin 'R' dan memenangkan Schneider Trophy dan berkemampuan menghasilkan tenaga 2.783 dk. Dan desain garis besarnya untuk mesin V12 tampak hampir tidak berubah di Phantom III buatan 1936, hingga ia kemudian berpulang.

Sir Henry Royce dikenang karena kecermatan cara pandang sebagai insinyur dan benaknya terus dipenuhi keingintahuan yang besar. Etos kerja tanpa henti dalam setiap aspek kehidupan menjadi legenda dan terus menginspirasi perusahaan yang menyandang namanya, bahkan hingga 160 tahun kemudian setelah kelahirannya.

Related Topics