Gelombang Kedua K-Beauty: Fokus pada Inklusivitas Global

Jakarta, FORTUNE - Tren K-beauty yang sebelumnya mendominasi dunia perawatan kulit kini memasuki fase baru. Gelombang kedua K-beauty mulai mengubah industri makeup dengan produk inovatif yang lebih inklusif.
Menurut Sarah Chung Park, pendiri Landing International, gelombang pertama K-beauty berfokus pada perawatan kulit dan gelombang kedua memiliki fokus berbeda serta lebih luas.
“Gelombang kedua meluas ke produk pewarna, perawatan rambut, tubuh, dan wewangian,” ungkap Park dalam sebuah studi yang dipublikasikannya baru-baru ini. Demikian dilaporkan vogue.com, dikutip Selasa (26/11).
Fase baru ini menandai pergeseran dari perawatan kulit murni ke produk makeup hibrida yang menonjolkan manfaat perawatan kulit, seperti foundation dengan asam hialuronat dan concealer yang mengandung niacinamide. Produk-produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan estetika, tetapi juga kesehatan kulit, menciptakan standar baru dalam industri kecantikan.
Tantangan inklusivitas
Meski potensinya kian bekembang, inklusivitas menjadi tantangan utama bagi merek-merek K-beauty yang berasal dari Korea, negara dengan populasi yang homogen. Globalisasi kini mendorong merek-merek ini untuk menjangkau lebih banyak warna kulit, terutama di pasar internasional.
Di Amerika Serikat, merek seperti Laneige dan CosRx telah memperkenalkan inovasi K-beauty ke pasar arus utama. Sementara itu, merek Korea-Amerika seperti Peach and Lily memainkan peran penting sebagai jembatan antara Timur dan Barat.
Meski begitu, banyak merek Korea masih menawarkan hanya tiga hingga lima pilihan warna foundation, yang kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan konsumen internasional.
Beberapa merek, seperti Cle Cosmetics, telah memimpin dengan meluncurkan produk inklusif, seperti CCC Cream dalam lima warna pada 2015, yang terus diperluas hingga mencakup lebih banyak pilihan.