Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

LVMH Fokus ke Jepang, Targetkan Pertumbuhan di 2025

Orang terkaya di Prancis, Bernard Arnault (Instagram LVMH)
Bernard Arnault, Chairman and CEO of LVMH Moët Hennessy (Instagram LVMH)

Jakarta, FORTUNE - Di tengah melambatnya pasar Cina, LVMH, konglomerat barang mewah terbesar di dunia, mulai mengarahkan fokus strategisnya ke Jepang. Pergeseran ini menjadi sinyal perubahan besar dalam lanskap industri barang mewah global.

Langkah nyata terlihat dari kehadiran megah LVMH di Paviliun Prancis pada Expo 2025 Osaka-Kansai, yang resmi dibuka bulan lalu. Paviliun ini diperkirakan akan menarik hingga 28 juta pengunjung hingga penutupan pada 13 Oktober 2025.

Dalam paviliun seluas 1.200 meter persegi, Louis Vuitton menampilkan “perpustakaan” dari 85 koper raksasa berisi video pengerjaan produk, serta instalasi bola dunia berdiameter 6,6 meter yang dibentuk dari 90 koper putih model Courrier Lozine. Dior memamerkan 400 potongan toile putih, botol parfum hasil cetak 3D, dan tiga Bar Suit legendaris dalam warna biru, putih, dan merah.

Peragaan busana pra-musim gugur Dior juga digelar April lalu di kompleks kuil bersejarah To-Ji, Kyoto, di tengah mekarnya bunga sakura, menegaskan pendekatan LVMH yang menggabungkan warisan budaya lokal dan kemewahan Prancis.

Jepang jadi andalan pertumbuhan

Setelah mengalami lonjakan konsumsi pascapandemi, industri barang mewah global kini menghadapi perlambatan. LVMH mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 9 persen secara tahunan pada 2023, turun dari 23 persen pada 2022. Tahun ini, analis memperkirakan pertumbuhan LVMH akan melambat lebih jauh menjadi hanya 4 persen.

Namun, Jepang diperkirakan menjadi pengecualian. Pasar Negeri Sakura itu mencatat pertumbuhan organik dua digit sebesar 15 persen sepanjang 2024. Analis menilai, kinerja ini akan didorong oleh melemahnya yen dan meningkatnya jumlah wisatawan asal Cina yang berbelanja di Jepang.

“Jepang menyumbang 9 persen dari total pendapatan LVMH, dan perusahaan menargetkan peningkatan angka ini dengan menyasar konsumen lokal, alih-alih terlalu bergantung pada belanja turis yang fluktuatif,” mengutip Vogue Business, Rabu (21/5).

Sebaliknya, pertumbuhan di Asia (di luar Jepang) yang masih didominasi pasar Cina diperkirakan hanya mencapai 5 persen, sama seperti Amerika Serikat. Sementara di Eropa, pertumbuhan bahkan diprediksi lebih lambat, yakni 4 persen.

Komitmen jangka panjang di Jepang

Melansir laman resmi LVMH (14/4), perusahaan memuat proyeksi jangka panjang untuk memuluskan kinerja perusahaan di Jepang. Saat ini, grup ini memiliki hampir 14.000 karyawan dan lebih dari 1.000 toko di seluruh negeri, menjadikannya perusahaan Prancis dengan jumlah tenaga kerja terbesar di Jepang.

Ekspansi terus berlanjut. Louis Vuitton membuka restoran Sugalabo V di Tokyo pada 2020. Sementara itu, pembukaan butik baru dari merek-merek seperti Tiffany & Co. dan Loewe dijadwalkan di Ginza (Tokyo) pada 2025, diikuti oleh Dior, Chaumet, Fendi, dan Bulgari di Osaka pada 2026.

Tak hanya itu, LVMH juga mendirikan organisasi khusus untuk mendukung pengrajin lokal Jepang pada 2022 melalui Métiers d’Art. Program pelatihan tenaga kerja mewah juga telah berjalan di Jepang sejak 2021 melalui inisiatif Métiers d’Excellence.

Dengan pendekatan yang menggabungkan inovasi, pelestarian budaya, dan investasi strategis, Jepang kini menjadi pusat gravitasi baru bagi pertumbuhan LVMH di tengah tantangan global.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us