Tren Yoga Naik, Lululemon Raup Miliaran Dolar dari Celana Align

Jakarta, FORTUNE - Siapa tak kenal Lululemon? Merek asal Kanada ini dulunya hanya dikenal di kalangan penggemar yoga kelas atas di Amerika Utara. Namun dalam satu dekade terakhir, Lululemon telah menjelma menjadi simbol gaya hidup aktif global. Popularitas Lululemon didorong naiknya tren wellness dan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup. Bukan hanya soal yoga, tapi juga lari, gym, hingga athleisure—gaya busana yang memadukan fungsionalitas olahraga dengan estetika kasual.
Meski harga produknya premium, konsumen rela merogoh kocek lebih dalam demi kualitas dan kenyamanan produk yang diklaim “seperti kulit kedua.” Melansir Fast Company, Lululemon mulai bergaung pertengahan 2010-an melalui legging yang banyak digunakan untuk olahraga yoga. Celana ikonik ini bukan hanya menjadi simbol gaya hidup aktif, tapi juga tonggak sejarah bisnis yang mengantar Lululemon meraih omzet lebih dari US$1 miliar hanya dari satu lini produk.
Pada 2015, desainer Lululemon, Antonia Iamartino, menghadapi tantangan baru: menciptakan celana yoga yang lembut dan nyaman, sesuai filosofi “science of feel.” Ia dan timnya pun mengembangkan kain baru bernama Nulu, yang diibaratkan “selembut kelopak mawar.” Dibutuhkan 18 bulan dan sepuluh versi bahan untuk akhirnya merilis Align, legging seharga US$98 yang diklaim terasa seperti kulit kedua.
“Saat kami menemukan bahan ini, responsnya luar biasa. Jelas sekali bahwa kami menemukan sesuatu yang sangat disukai para yogi, ” kata Iamartino, memaknai perayaan ulang tahun Align pada 13 Mei, mengutip Fast Company (14/5).
Diluncurkan di tengah tren athleisure yang sedang naik daun, penggunaan Align dengan cepat melampaui studio yoga. Di Instagram—yang saat itu masih dalam masa awal—para perempuan usia 20 hingga 30-an memamerkan legging mereka saat brunch, mengantar anak, hingga dalam penerbangan panjang. Bahkan ke kantor pun mereka memadukannya dengan kemeja oxford. Align menjadi seragam era itu.
Transformasi ini turut mendorong Lululemon tumbuh dari merek yoga niche menjadi pemain utama dalam industri pakaian olahraga global. Setelah peluncuran Align, pendapatan Lululemon melonjak dari US$1,8 miliar menjadi US$10,6 miliar hanya dalam satu dekade, dengan laba bersih US$1,8 miliar pada 2024, naik 17 persen dari tahun sebelumnya.
Perusahaan yang didirikan Chip Wilson pada 1998 di Vancouver ini juga mencatat pertumbuhan internasional sebesar 33 persen, bahkan 39 persen di Cina, sementara pasar Amerika mulai stagnan. Untuk menjaga momentum, Lululemon memperluas lini produknya ke lari, golf, tenis, dan bahkan pakaian kerja berbasis kain teknis.
Momentum pengembangan produk
Hari jadi Align dimaknai Lululemon sebagai momentum untuk meluncurkan model baru, tanpa jahitan depan serta produk-produk anyar seperti gaun berbahan Nulu. Namun, langkah mereka tak berhenti di sana. Iamartino dan tim kini memfokuskan energi pada penciptaan lini besar selanjutnya.
Setelah pandemi mendorong adopsi pakaian santai ekstrem, tren kini bergeser ke pakaian yang lebih rapi namun tetap nyaman. “Kali ini, orang tidak mau lagi mengorbankan kenyamanan,” ujar Iamartino. Maka lahirlah celana Daydrift—berpotongan seperti celana pria klasik, tapi terbuat dari bahan lentur berisi Lycra. Celana ini menjadi salah satu produk terlaris dan bahkan telah diluncurkan dalam versi celana pendek untuk musim panas.
Untuk kategori blazer, Lululemon mengembangkan bahan twill sintetis bebas kusut yang menyerupai katun dan wol. Strategi ini sejalan dengan ambisi Lululemon menjadi penyedia pakaian nyaman untuk seluruh aspek kehidupan, dari yoga hingga kantor.
Transformasi ini terjadi beriringan dengan pertumbuhan pasar pakaian yoga global. Menurut Fortune Business Insights pada 2024 diperkirakan bernilai US$29,69 miliar, dan akan mencapai US$55,65 miliar pada 2032 dengan pertumbuhan tahunan sebesar 8,26 persen. Industri ini terdorong oleh kesadaran kesehatan, tren athleisure, dan inovasi kain.
Dengan sejarah inovasi dan pemahaman mendalam tentang apa yang dicari konsumen—kenyamanan, fungsionalitas, dan gaya—Lululemon menatap masa depan tak hanya sebagai merek pakaian olahraga, melainkan sebagai pelopor gaya hidup aktif dan modern. “Kesuksesan datang dari desain yang dipikirkan dengan matang untuk membuat orang merasa nyaman, di mana pun dan kapan pun. Kini orang ingin tampil rapi tapi tetap nyaman. Dan kami bisa merancang berdasarkan itu," kata Iamartino.