Laba Antam (ANTM) Naik Tajam 197%, Capai Rp6,61 Triliun di Kuartal III 2025

- Antam mencatat laba bersih Rp6,61 triliun di kuartal ketiga 2025, naik 197% dari tahun sebelumnya.
- EBITDA perusahaan tumbuh 137% menjadi Rp9,33 triliun, dengan penurunan beban keuangan sebesar 41% YoY.
- Pendapatan dari penjualan emas, nikel, dan bauksit tumbuh 67%, dengan penjualan emas menyumbang kontribusi terbesar hingga 81%.
Jakarta, FORTUNE – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan kenaikan tajam laba bersih hingga kuartal III 2025. ANTM meraih laba bersih Rp6,61 triliun pada sembulan bulan pertama 2025, melesat 197 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan itu, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perusahaan juga tumbuh positif 137 persen secara tahunan menjadi Rp9,33 triliun. ANTM juga membukukan penurunan beban keuangan sebesar 41 persen YoY menjadi Rp103,68 miliar, berkat program efisiensi yang didapat dengan upaya menurunkan interest bearing debt pada tahun. Dengan kinerja profitabilitas yang meningkat ini mendorong kenaikan laba bersih per saham dasar ANTM sebesar 171 persen secara tahunan menjadi Rp248,62 per saham dasar.
Direktur Utama ANTAM Achmad Ardianto mengatakan, capaian ini mencerminkan kekuatan fundamental ANTM, yang efektif menerapkan strategi pengelolaan biaya dan optimalisasi nilai tambah produk yang dijalankan.
"Perusahaan tidak hanya berfokus pada peningkatan kinerja keuangan, tetapi juga pada penciptaan nilai jangka panjang melalui praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (27/10).
Dari sisi operasional, ANTM mencatatkan pertumbuhan pendapatan dari penjualan komoditas emas, nikel dan bauksit sebesar 67 persen menjadi Rp72,03 triliun. Dari jumlah tersebut, penjualan domestik menyumbang hingga 96 persen.
Secara rinci, penjualan emas tercatat berkontribusi hingga 81 persen. Menurut Achmad, emas masih menjadi komoditas yang paling menarik, terutama dipengaruhi dinamika geoekonomi dan geopolitik global yang mendorong penguatan harga.
Adapun emas mencatat penjualan sejumlah Rp58,67 triliun, meningkat 64 persen (YoY). Secara gramasi, emas yang telah dijual antam mencapai 34.164 kg (1.098.398 troy oz). Sementara untuk produksi emas dari tambang perusahaan tercatat mencapai 590 kg (18.969 troy oz).
Pada segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) berkontribusi sebesar 15 persen atau Rp11,15 triliun terhadap total penjualan perusahaan, meningkat 83 persen secara tahunan yang ditopang oleh permintaan domestik. Untuk bijih nikel, produksinya sebanyak 12,55 juta wet metric ton (wmt) dengan penjualan sebesar 11,23 juta wmt, meningkat 97 persen YoY. Sementara untuk produksi feronikel, ANTAM berhasil mencatatkan produksi sebesar 13.309ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan mencapai 8.182 TNi.
Untuk segmen bauksit dan alumina berkontribusi tiga persen atau sekitar Rp1,96 triliun terhadap keseluruhan penjualan komoditas perseroan.
Dari sisi neraca keuangan, perusahaan plat merah ini membukukan kenaikan asset 17 persen mencapai Rp48,07 triliun. Sejalan dengan itu, nilai ekuitas ANTAM mencapai Rp35,20 triliun, tumbuh 16 persen dibandingkan nilai ekuitas pada periode yang dama tahun lalu.
Achamad mengatakan, strategi operasional dan manajemen keuangan yang tepat mendukung posisi arus kas bersih Perusahaan dari aktivitas operasi mencapai Rp4,06 triliun, meningkat signifikan 2.455 persen.
"Capaian ini menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasional utamanya," pungkasnya.











