Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Apa itu ARA dan ARB dalam Investasi Saham? Cek Batasannya

Memantau pergerakan harga saham
Ilustrasi investasi saham (unsplash.com/austin distel)
Intinya sih...
  • ARA dan ARB adalah batasan kenaikan dan penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan.
  • Mekanisme tersebut digunakan untuk menjaga stabilitas pasar, mencegah manipulasi, dan membantu pengambilan keputusan investor.
  • Ketentuan batasan ARA dan ARB telah diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada setiap rentang harga.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat memutuskan untuk masuk ke dunia saham, ada banyak istilah baru yang sering kali membingungkan investor pemula. Salah satunya adalah istilah ARA dan ARB.

Kedua istilah tersebut kerap muncul dan berkaitan dengan pergerakan harga saham. ARA dan ARB berperan penting dalam menjaga perdagangan tetap kondusif sehingga aturannya sangat penting untuk diketahui.

Lantas, apa itu ARA dan ARB dalam dunia investasi saham? Simak pengertian ARA dan ARB lengkap dengan ketentuannya.

Pengertian ARA dan ARB

Lonjakan atau penurunan harga saham memang dapat terjadi secara tiba-tiba. Untuk menjaga agar pergerakan harga tetap wajar, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan sistem Auto Rejection.

ARA dan ARB merupakan sistem yang dibuat oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membatasi fluktuasi saham dalam suatu perdagangan. Keduanya berperan penting dalam menjaga stabilitas dan integritas pasar.

ARA (Auto Rejection Atas) merupakan batas kenaikan harga maksimum pada satu hari perdagangan, sementara ARB (Auto Rejection Bawah) adalah batas penurunan maksimum. Jika harga saham menyentuh batas ARA atau ARB, maka sistem akan menolak order yang berada di luar kisaran harga tersebut karena dianggap melebihi batas kewajaran. Mekanisme ini berfungsi menjaga stabilitas, mencegah volatilitas berlebihan, serta melindungi integritas pasar.

Tujuan ARA dan ARB

Mekanisme ARA dan ARB dipakai oleh BEI sebagai penyeimbang pasar. Tujuannya adalah menjaga kestabilan pasar tetap terkendali. Adapun tujuan ARA dan ARB lainnya, yaitu sebagai berikut:

1. Menjaga stabilitas pasar

Batasan ARA dan ARB membantu menjaga kestabilan pasar. Kedua mekanisme tersebut digunakan sebagai “rem darurat” untuk menghindari lonjakan atau penurunan harga ekstrem agar tidak memengaruhi harga saham lainnya.

2. Mencegah manipulasi pasar

Pergerakan harga saham di luar batas kewajaran kerap disebabkan oleh manipulasi pasar oleh oknum tertentu. ARA dan ARB bertujuan untuk mencegah manipulasi pasar lanjutan sehingga menjaga integritas pasar saham tetap terkendali.

3. Membantu pengambilan keputusan

Tujuan ARA dan ARB berikutnya adalah membantu investor dalam mengambil keputusan. Fluktuasi harga saham yang ekstrem sering kali membuat investor membuat keputusan secara impulsif.

Adanya batasan yang ditetapkan BEI dapat memberikan ruang bagi investor untuk berpikir lebih rasional.

4. Melindungi investor

Keberadaan ARA dan ARB difungsikan untuk melindungi investor. Keduanya dapat mencegah kerugian besar akibat fluktuasi harga yang tidak wajar.

5. Jaminan bagi perusahaan

Bagi perusahaan, ARA dan ARB dapat dijadikan jaminan untuk menjaga nilai saham tetap stabil. Kenaikan atau penurunan drastis dapat memengaruhi nilai saham sehingga batasan membantu mengurangi kerugian yang dialami perusahaan.

Ketentuan ARA dan ARB

Tidak hanya pengertian ARA dan ARB, ketentuan yang berkaitan dengan batasannya juga penting untuk diketahui setiap investor. Harga penawaran berada dalam rentang harga tertentu yang telah diatur oleh BEI.

Dilansir situs resmi BEI, batasan ARB mengalami penyesuaian per 8 April 2025. Batasan ARB diseragamkan 15 persen untuk seluruh rentang harga saham. Sementara itu, batas ARA tidak mengalami perubahan atau tetap mengikuti ketentuan sebelumnya.

Penyesuaian batasan ARA dan ARB tersebut telah dijelaskan dalam ketentuan Nomor Kep-00002/BEI/04-2025 tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat dan Nomor Kep-00003/BEI/04-2025 tentang Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

Berikut rincian ketentuan batasan ARA dan ARB berdasarkan aturan terbaru.

1. Harga acuan saham rendah (Rp50-Rp200)

  • ARA: +35%
  • ARB: –15% 

2. Harga acuan saham menengah (Rp200-Rp5.000)

  • ARA: +25%
  • ARB: –15% 

3. Harga acuan saham tertinggi (Rp5.000)

  • ARA: +20%
  • ARB: –15% 

Contoh ARA dan ARB

Perhitungan batasan ARA dan ARB dapat dilakukan dengan mudah oleh investor. Merujuk pada aturan batasan terbaru, investor dapat melakukan simulasi sederhana ketika terjadi pergerakan harga signifikan. Berikut contoh perhitungan batasan ARA dan ARB.

Saham PT XXX ditutup di harga Rp800 per lembar saham pada perdagangan kemarin. Batasan harian ARA 25 persen dan ARB 15 persen.

Batasan ARA = Kenaikan harga saham + (kenaikan harga saham x 25 persen)

= Rp800 + (Rp800 x 25 persen)

= Rp800 + Rp200

= Rp1.000

Batasan ARB = Penurunan harga saham - (penurunan harga saham x 15 persen)

= Rp800 - (Rp800 x 15 persen)

= Rp800 - Rp120

= Rp680

Jadi, batasan ARA dan ARB PT XXX pada perdagangan hari ini sebesar Rp1.000 dan Rp680 per lembar saham. Sistem akan menolak semua order pembelian di atas Rp1.000 dan menolak order penjualan di bawah Rp680.

Tips menghadapi ARA dan ARB

Bagi investor, memahami pengertian ARA dan ARB serta aturannya dapat membantu mengenali pergerakan pasar lebih baik. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan investor ketika menghadapi saham yang sedang ARA atau ARB. Berikut tipsnya.

  • Hindari mengambil keputusan secara terburu-buru akibat fluktuasi harga yang ekstrem dan hadapi dengan rasionalitas.
  • Lakukan evaluasi fundamental dan teknikal mendalam mengenai saham tersebut.
  • Pantau sentimen pasar dan berita terbaru berkaitan dengan emiten saham yang dapat memengaruhi pergerakan harga saham.
  • Lakukan diversifikasi portofolio dengan mengurangi porsi kepemilikan pada saham yang bergejolak.
  • Pertimbangkan untuk melakukan strategi cut loss atau take profit secara bijak untuk menghindari kerugian besar. 

Demikian rangkuman tentang pengertian ARA dan ARB hingga ketentuannya yang dapat menambah wawasan Anda.

FAQ seputar ARA dan ARB

  1. Apa itu ARA dan ARB?
    ARA dan ARB adalah mekanisme yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia untuk membatasi fluktuasi harga sama yang ekstrem dalam satu hari perdagangan.
  2. Apa yang terjadi apabila sebuah saham mencapai ARA atau ARB?
    Jika harga saham mencapai batas ARA, sistem akan menolak order beli. Hal serupa juga terjadi pada saham yang mencapai batas ARB dengan menolak order jual.
  3. Apakah saham yang menyentuh ARA selalu menguntungkan?
    Tidak selalu, lonjakan dalam satu hari memiliki risiko penurunan signifikan. Penting untuk tetap melakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum berinvestasi.
  4. Apakah ARB berbahaya bagi investor?
    Saham yang sedang dalam kondisi ARB dapat menyulitkan investor untuk menjual saham dengan cepat. Ini adalah salah satu risiko berinvestasi saham yang perlu dipahami.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda Dwi Saputri
EditorYunisda Dwi Saputri
Follow Us

Latest in Market

See More

Superbank Akhirnya Dikonfirmasi IPO, Bookbuilding di Rp525-Rp695

25 Nov 2025, 14:41 WIBMarket