Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Apa itu Stock Split dan Reverse Stock Split? Ini Perbedaannya

Stock Split dan Reverse Stock Split
Ilustrasi saham (unsplash.com/anne nydard)

Saham menjadi salah satu instrumen investasi populer di kalangan investor. Namun, bagi pemula, dunia saham bisa terasa membingungkan karena dipenuhi istilah yang terdengar asing. Salah satunya adalah stock split dan reverse stock split.

Kedua istilah ini berkaitan dengan aksi korporasi yang diambil oleh perusahaan terbuka di pasar modal. Tindakan tersebut dapat berdampak langsung pada harga saham dan jumlah lembar saham yang beredar di pasar. Berikut penjelasan mengenai stock split dan reverse stock split yang penting untuk dikenali perbedaannya.

Apa itu stock split dan reverse stock split?

Stock split dan reverse stock split merupakan dua bentuk aksi korporasi yang umum dalam dunia saham. Langkah strategis ini biasa dilakukan perusahaan terbuka yang dapat memengaruhi harga dan jumlah saham. 

Dilansir Investopedia, stock split adalah tindakan membagi saham menjadi beberapa lembar saham dengan mengurangi harganya. Tindakan ini mirip dengan memotong satu kue menjadi beberapa potongan. Investor bisa mendapatkan lebih banyak potongan, tetapi nilai totalnya tetap sama.

Sementara itu, reverse stock split adalah sebuah aksi yang menggabungkan beberapa saham menjadi satu dengan harga yang lebih tinggi. Istilah ini juga dikenal sebagai konsolidasi saham atau penggabungan saham yang berkebalikan dengan stock split.

Perbedaan stock split dan reverse stock split

Meskipun keduanya sama-sama merupakan bentuk aksi korporasi, stock split dan reverse stock split memiliki perbedaan signifikan. Berikut beberapa aspek utama yang membedakan keduanya.

1. Tujuan

  • Stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas saham dan aksesibilitasnya sehingga memudahkan investor memasuki pasar. Selain itu, tindakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan daya tarik suatu emiten saham.

  • Reverse stock split bertujuan untuk meningkatkan harga saham agar tetap memenuhi syarat pencatatan di bursa dan menghindari risiko delisting.

2. Cara Kerja

  • Stock split dilakukan dengan memecah jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dalam rasio tertentu. Misalnya, rasio 2:1 berarti satu lembar saham lama akan dipecah menjadi dua lembar saham baru.

  • Reverse stock split menggabungkan beberapa saham menjadi satu. Misalnya, rasio 1:10 berarti sepuluh lembar saham lama digabung menjadi satu lembar saham baru.

3. Jumlah saham

  • Stock split meningkatkan jumlah saham beredar, tetapi menurunkan harga per lembar saham secara proporsional.

  • Reverse stock split menurunkan jumlah saham di pasar, tetapi harga per lembar saham naik.

4. Reaksi pasar

  • Stock split biasanya dilihat positif karena menandakan bahwa saham tersebut sedang tumbuh dan banyak diminati. 

  • Reverse stock split sering dipandang negatif karena menunjukkan kesulitan keuangan atau penurunan kinerja perusahaan.

5. Dampak bagi investor

  • Stock split memungkinkan investor menerima lebih banyak saham sehingga dapat mempertahankan kepemilikan proporsional. 

  • Reverse stock split bisa menyebabkan investor menerima lebih sedikit saham. Namun, kepemilikan proporsionalnya tetap sama.

Contohnya di pasar modal Indonesia

Kedua aksi korporasi tersebut cukup familier di bursa saham Indonesia. Beberapa perusahaan tercatat pernah melakukan stock split atau reverse stock split. Tindakan tersebut tentu berdampak langsung pada harga dan jumlah saham yang beredar di pasar modal.

Salah satu contoh perusahaan yang melakukan stock split adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Perusahaan ini pernah melakukan aksi stock split keempat dengan rasio 1:5 pada 13 Oktober 2021. Akibatnya, total saham BBCA bertambah dari Rp24,65 miliar lembar saham menjadi Rp123,27 miliar lembar saham. Harga saham pun menyesuaikan, turun dari Rp62.500 per lembar menjadi Rp12.500.

Sementara itu, aksi reverse stock split pernah dilakukan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) pada 2020. BEKS melakukan reverse stock split dengan rasio 10:1. Hal ini membuat harga saham BEKS meningkat drastis dari yang sebelumnya Rp50 menjadi Rp500 per lembar saham.

Demikian pengertian hingga perbedaan stock split dan reverse stock split dalam pasar saham yang penting untuk diketahui investor. Semoga bermanfaat!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yunisda DS
EditorYunisda DS
Follow Us