Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Emiten Saham Termahal di Indonesia 2025, Apa Saja?

emiten saham termahal di indonesia
ilustrasi saham (unsplash.com/anne nydard)

Ada berbagai macam saham yang diperdagangkan di bursa dengan pilihan harga yang bervariasi, mulai dari terjangkau untuk pemula hingga saham dengan harga tinggi.

Meski tidak selalu, saham dengan harga mahal mencerminkan kinerja perusahaan yang cukup baik. Mengingat harga saham berkaitan dengan perkembangan perusahaan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatat sejumlah emiten saham termahal di pasar modal pada penutupan transaksi saham per Selasa (8/4). 

Kira-kira, apa saja emiten saham termahal di Indonesia? Berikut daftar lengkapnya.

1. DCI Indonesia Tbk (DCII)

Di urutan pertama, ada DCI Indonesia Tbk yang bergerak di bidang penyediaan data center. Perseroan menyediakan layanan infrastruktur cloud dan data center yang tidak bergantung pada satu operator tertentu.

Termasuk perusahaan pusat data terkemuka di Indonesia, perusahaan ini telah melakukan IPO atau penawaran saham perdana kepada publik pada tanggal 6 Januari 2021.

Dengan harga penutupan sebesar Rp150.000, DCII menjadi emiten saham termahal di Indonesia pada urutan teratas. Frekuensi transaksi saham sebanyak 158 dengan volume 18.000.

2. Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)

Dian Swastatika Sentosa adalah perusahaan energi ternama di Indonesia. Mereka bergerak di sektor pertambangan batubara, pembangkitan listrik, dan multimedia yang telah melakukan penawaran saham perdana pada 10 Desember 2009.

Pada penutupan bursa, DSSA mencatat harga penutupan di angka Rp40.175 per saham. Volume saham yang diperdagangkan mampu menyentuh angka 1,716 juta dengan frekuensi 1.898. 

Pergerakan saham terbilang cukup mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut juga diiringi dengan berbagai pencapaian yang diperoleh perusahaan.

3. Multipolar Technology Tbk (MLPT)

Multipolar Technology Tbk merupakan perusahaan yang menyediakan layanan dan solusi teknologi informasi untuk pelaku bisnis. Diketahui melakukan IPO pada 8 Juli 2013, perusahaan menunjukkan performa yang baik di bursa.

Pada Selasa (8/4), bursa saham mencatat harga MLPT sebesar Rp37.000 per saham semakin mengukuhkan posisinya di sektor teknologi.

Selama lebih dari empat dekade, perusahaan menunjukkan kinerja yang konsisten dengan meraih sejumlah penghargaan bergengsi. Perusahan juga menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan ternama dan terlibat dalam proyek unggulan.

4. Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI)

Emiten saham termahal di Indonesia berikutnya MKPI atau Metropolitan Kentjana. Bursa berhasil membukukan harga penutupan Rp24.350 per lembar saham dengan volume 10.500.

Telah melakukan IPO pada 10 Juli 2009, perusahaan bergerak di sektor properti dan real estate. Perusahaan banyak terlibat dengan berbagai proyek unggulan.

Mereka berhasil mengembangkan kawasan menjadi komersial dan perumahan elit, seperti Pondok Indah Residence, Puri Indah Real Estate, hingga Villa Kebon Jeruk.

5. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

Termasuk pengelola pertambangan batubara terbesar di Kalimantan, Indo Tambangraya Megah dikenal dengan harga saham yang relatif tinggi. Bahkan, kerap masuk ke dalam daftar saham termahal di bursa.

Dikenal dengan kode ITMG, harga penutupannya tercatat Rp21.825 per lembar saham. Volume perdagangan sahamnya mencapai 3,073 juta dengan frekuensi 7.140.

Angka tersebut menunjukan perusahaan berhasil memperkuat posisinya di pasar modal dan kinerja saham yang baik. Hal tersebut juga didukung pencapaian yang telah diraih perusahaan sehingga dipandang sebagai emiten dengan kinerja konsisten.

6. United Tractors Tbk (UNTR)

Berada di bawah naungan PT Astra International, United Tractors adalah perusahaan yang fokus pada bidang penyediaan alat berat sejak tahun 1972.

Sebagai salah satu perusahan terbaik di Indonesia, UNTRS sukses mencatatkan harga penutupan di angka Rp20.100 per saham dan menempati tempat keenam.

Meski menempati posisi keenam, saham termahal di bursa satu ini memiliki volume perdagangan dan frekuensi tertinggi. Volumenya mencapai angka 14,2 juta dengan frekuensi dagang 22.370.

7. Bayan Resources Tbk (BYAN)

Berbicara tentang emiten saham termahal di Indonesia, BYAN juga ikut berkompetisi dalam daftar satu ini. Pada penutupan bursa, BYAN berhasil membukukan harga sebesar Rp19.875 dengan volume perdagangan 47.100.

Bayan Resources merupakan salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia. Fokus pada produksi batubara, perusahaan milik Low Tuck Kwong ini dikenal akan kinerja perusahaan yang konsisten dengan meraih sejumlah penghargaan bergengsi.

8. Sinar Mas Multiartha (SMMA)

Berikutnya, ada Sinar Mas Multiartha (SMMA) dengan harga penutupan tercatat sebesar Rp15.500. Angka tersebut menunjukkan SMMA menjadi salah satu perusahaan berkinerja baik di sektor keuangan.

Bagian dari Sinarmas Group, perseroan bergerak di bidang penyediaan jasa keuangan di Indonesia. Mulai dari perbankan, asuransi, hingga manajemen aset.

Didirikan pada 1982, SMMA tercatat melakukan IPO pada tahun 1995.

9. Roda Vivatex Tbk (RDTX)

RDTX berhasil masuk ke dalam daftar emiten saham termahal di Indonesia per April 2025. Bursa berhasil membukukan harga penutupan RDTX sebesar Rp12.200 per saham.

Roda Vivatex dikenal sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri pengelolaan dan pengembangan real estate. Selain itu, mereka menyediakan persewaan gedung perkantoran melalui anak usaha.

10. Siantar Top (STTP)

Siantar Top (STTP) menjadi penutup dalam daftar saham termahal di bursa saham Indonesia per April 2025. BEI berhasil mencatat harga penutupan STTP sebesar Rp10.600 dengan volume perdagangan 1.300.

Siantar Top dikenal luas sebagai perusahaan yang fokus di industri pengolahan makanan ternama di Indonesia. Hingga saat ini, perseroan terus berkembang dan memperkuat posisinya sebagai garda terdepan dalam bidang manufaktur makanan ringan. 

Itu dia beberapa emiten saham termahal di Indonesia 2025 yang memiliki harga yang relatif tinggi di BEI. Meski memiliki harga tinggi, sejumlah emiten tersebut juga membawa risiko investasi lebih besar, mengingat volatilitas pasar saham tinggi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadia Agatha Pramesthi
EditorNadia Agatha Pramesthi
Follow Us