BEI Target Implementasi Liquidity Provider di Q3-25, Sudah Ada 13 AB Berminat Ikut Serta

Jakarta, FORTUNE - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan penerapan penyedia likuiditas (liquidity provider) saham dapat meluncur pada kuartal III 2025.
Per Kamis (12/6), BEI mencatat sudah ada 13 anggota bursa (AB) dalam antrean atau pipeline yang berminat menjadi penyedia likuiditas. Dari total AB itu, 8 di antaranya adalah AB lokal dan 5 lainnya AB internasional.
"Lalu, 2 di antaranya sudah mendapatkan persetujuan prinsip untuk pengembangan sistem," kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik dalam Edukasi Wartawan terkait Implementasi Liquidity Provider Saham, Kamis.
Implementasi penyedia likuiditas bertujuan meningkatkan likuiditas di pasar saham Indonesia. Selepas penerapan penyedia likuiditas, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI, Firza Rizqi Putra memperkirakan aktivitas transaksi pasar saham bisa bertumbuh sampai dengan 11,5 persen.
"Serta dapat mengurangi spread harian lebih dari 3 tick," kata Firza. "Tujuan utamanya memang untuk menciptakan likuiditas perdagangan di pasar sekunder sesuai fair value atau fundamental perusahaan tercatat."
Selain AB, saat ini BEI pun sudah menentukan 411 saham yang bisa penyedia likuiditas pilih. Jika ditambahkan dengan saham dalam daftar insentif, maka ada lebih dari 600 saham yang dapat diproses oleh para penyedia likuiditas setelah mendapat izin.
Dus, AB yang termasuk calon penyedia telah bisa memulai pendekatan kepada emiten terkait guna menyusun kegiatan komersialnya.
Sebagai konteks, rencana peluncuran penyedia likuiditas saham berlandaskan Peraturan Bursa Nomor II-Q tentang Kegiatan Liquidity Provider Saham di Bursa dan juga Peraturan Bursa Nomor III-Q tentang Liquidity Provider Saham di Bursa. Keduanya resmi berlaku pada 8 Mei 2025, setelah dirilis pada 30 April 2025.
Lebih lanjut, aktivitas penyedia likuiditas itu juga dilandasi oleh POJK Nomor 18 Tahun 2024 yang sudah ditetapkan per 31 Oktober 2024 dan diundangkan pada 8 November 2024.