Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bitcoin Berpotensi Dalam Tren Bullish, Ini Sentimennya

Ilustrasi Bitcoin (Unsplash/@kanchanara)
Intinya sih...
  • Bitcoin berpotensi bullish dalam waktu dekat karena pelonggaran kebijakan tarif AS dan data inflasi CPI Maret yang lebih baik dari ekspektasi.
  • Data penjualan ritel AS dan update data money supply M2 menjadi variabel penting untuk investor untuk indikator reli bitcoin.
  • DXY, indeks kekuatan dolar AS terhadap mata uang lain, saat ini berada pada level terendahnya sejak April 2022, memicu minat investor AS pada aset alternatif seperti Bitcoin dan altcoin.

Jakarta, FORTUNE - Bitcoin diprediksi mampu bergerak bullish dalam waktu dekat ini. Analis mengungkap, ada sejumlah katalis yang mendorong penguatan harga mata uang digital ini.

Dalam sepekan terakhir, pasar kripto secara umum bergerak di zona hijau. Untuk bitcoin, meskipun sempat melemah ke level US$75 ribu namun kembali ke kisaran US$85 ribu di sore ini, Selasa (15/4).

Analis Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan pergerakan harga bitcoin saat ini berpotensi besar untuk terus reli, didorong sentiment pelonggaran kebijakan tarif AS, serta data inflasi CPI Maret yang lebih baik dari ekspektasi.

"Minggu ini Bitcoin kemungkinan masih akan mencoba untuk menembus garis tren sideways yang apabila terjadi berpotensi memicu kenaikan lanjutan ke level $95 ribu," kata Fahmi kepada Fortune Indonesia, Selasa (14/5)

Selain itu, data penjualan ritel AS yang akan dirilis pada 16 April 2026 menjadi salah satu variabel yang diantisipasi oleh para investor. Data tersebut akan mencerminkan tingkat kepercayaan diri konsumen di AS di tengah perkembangan kebijakan ekonomi, sehingga memberikan gambaran terhadap risiko resesi dan inflasi yang membayangi ekonomi saat ini.

Indikator lain

Begitupun perkembangan data pasokan uang atau money supply M2 di AS pada 22 April mendatang juga akan menjadi variabel yang menarik untuk diperhatikan investor. Money supply M2 merupakan tolok ukur uang beredar yang mencakup aset finansial yang dipegang terutama oleh rumah tangga. Adapun, data uang beredar M2 Februari yang dirilis 25 Maret lalu tercatat U$21,671 miliar, salah satu capaian sepanjang masa. Apabila berlanjutnya peningkatan suplai uang beredar, imbasnya mendorong pertumbuhan aset-aset berisiko ketika situasi dirasa telah lebih kondusif.

Sementara itu, indeks DXY yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekumpulan mata uang lain saat ini berada pada level terendahnya sejak April 2022. Kondisi dolar AS yang melemah dapat memicu investor AS mencari aset alternatif seperti Bitcoin maupun altcoin dengan kekuatan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang cukup solid.

"Tidak jarang situasi tersebut dapat mengindikasikan awal dari potensi akan dimulainya kembali reli di pasar kripto seperti yang pernah terjadi pada akhir tahun 2017 lalu,” tambahnya.

Meski terdapat sentiment p0sitif, Hanif mengingatkan terhadap potensi penurunan dari level yang ada saat ini hingga menyentuh area US$74 ribu. Oleh sebab itu ia menghimbau investor untuk tidak terlalu tetap berhati-hati.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us