Jakarta, FORTUNE - PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melaporkan kinerja selama sembilan bulan pertama 2024 dengan membukukan pendapatan konsolidasi US$1,67 miliar atau meningkat 43 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut didorong oleh bisnis nikel yang berada di bawah kendali anak perusahaan MDKA, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), yang menggelar initial public offering (IPO) pada April 2023.
Pada laporan keuangannya per 30 September 2024, MDKA menunjukkan rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$67,02 juta per kuartal III-2024, alias bengkak 181,9 persen dari posisi yang sama pada tahun lalu, yakni rugi US$23,77 juta.
“Fokus strategis Grup Merdeka dalam mengembangkan operasi nikel dan bisnis di segmen hilirisasi telah membuahkan hasil yang luar biasa dan menempatkan kami pada pertumbuhan berkelanjutan,” kata Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro, dalam keterangannya, dikutip Kamis (19/12).
MDKA pun melaporkan operasionalisasi bisnis nikel yang mencakup peningkatan produksi di PT Sulawesi Cahaya Mineral (tambang SCM), serta produksi nikel berupa nikel pig iron (NPI) dan high grade nikel matte (“HGNM”).
Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, tambang SCM menghasilkan 6,7 juta metrik ton basah/wet metric ton (wmt) limonit, meningkat 176 persen dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2023. Pada periode yang sama, tambang SCM memproduksi 1,9 juta wmt saprolit, atau meningkat 113 persen secara tahunan.
Sedangkan, smelter RKEF memproduksi 63.338 ton nikel NPI, dan fasilitas nikel matte memproduksi 38.422 ton nikel HGNM.
Pada kuartal III-2024, upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor pertambangan baru mendukung peningkatan volume produksi bijih nikel yang signifikan. Produksi bijih limonit meningkat 130 persen, sedangkan produksi bijih saprolit meningkat 360 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.