MARKET

Laba Bersih ESSA Melonjak 228% Meski Pendapatan Turun, Ini Sebabnya

Realisasi harga amoniak ESSA mengalami penurunan 51%.

Laba Bersih ESSA Melonjak 228% Meski Pendapatan Turun, Ini SebabnyaPabrik LPG Surya Esa Perkasa / Dok. ESSA
23 April 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), perusahaan sektor energi dan kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak, melaporkan pendapatan kuartal I 2024 sebesar US$73,8 juta, atau turun sebesar 16 persen secara tahunan.

Meski demikian, EBITDA perseroan meningkat 41 persen (YoY) mencapai US$31,5 juta diikuti kenaikan laba bersih 228 persen menjadi US$ 10,21 juta atau sekitar Rp165,76 miliar dari sebelumnya US$3,11 juta ditopang oleh efisiensi biaya.

Meskipun, harga realisasi Amoniak ESSA mengalami penurunan sebesar 51 persen secara tahunan  menjadi rata-rata US$344/metrik ton (MT) pada kuartal I 2024, peningkatan volume produksi dan penurunan biaya berkontribusi pada peningkatan EBITDA dan laba bersih perseroan. Adapun, beberapa pos beban yang mengalami penurunan sepanjang kuartal I 2024 yakni beban umum adminustrasi 10,14 persen dan beban keuangan 44,03 persen. 

"Penurunan harga Amoniak, dipicu oleh masalah geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Laut Merah pada awal 2024, yang mencapai titik terendahnya pada bulan Maret 2024, dan
selanjutnya menunjukkan tren peningkatan. ESSA memperkirakan harga amoniak akan tetap berada pada level yang serupa dengan 2023," kata manajemen perseroan dalam keterangannya, Selasa (23/4).

Sementara itu, harga LPG menunjukkan peningkatan yang cukup kuat di tengah pemotongan produksi minyak negara – negara anggota OPEC+.

Menjajaki peluang baru

Untuk menjaga kinerja, ESSA berkomitmen menerapkan manufacturing excellence, keberlanjutan lingkungan, dan adaptasi terhadap dinamika industri yang terus berkembang. "Dengan fokus yang tak berubah pada inovasi dan pertumbuhan, ESSA terus menjajaki peluang-peluang baru yang sejalan dengan keunggulan kompetensi yang dimiliki," kata manajemen.

Komitmen ESSA terhadap pelestarian lingkungan dan inovasi direalisasikan melalui studi kelayakan tahap 2 yang sedang berlangsung untuk proyek pengembangan Blue Ammonia. Hal ini merupakan pondasi awal dalam membentuk lanskap inisiatif ESSA dalam upaya dekarbonisasi ke depan.

Pada  September lalu, ESSA mengantongi kontrak  perpanjangan perjanjian jual beli gas dengan PT Pertamina EP, guna memastikan sumber energi bahan baku yang berkelanjutan dan andal untuk operasional kilang LPG. Perpanjangan kontrak ini akan memperkuat  komitmen ESSA terhadap operasional yang stabil dan andal. 

Perpanjangan Perjanjian Jual Beli Gas ditandatangani pada 20 September 2023 dalam acara Indonesia Upstream Oil & Gas 2023 (IOG) International Convention di Bali Convention Center, Nusa Dua, Bali. Perjanjian yang berlangsung hingga 31 Desember 2027 ini ditargetkan dapat mengamankan pasokan gas alam yang andal untuk operasional kilang LPG untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor energi. 

CEO ESSA, Vinod Laroya, mengatakan menyambut positif upaya perpanjangan perjanjian jual beli gas dengan PT Pertamina EP. “Kemitraan ini memperkuat komitmen kami untuk memastikan operasional kilang LPG yang stabil, menyiapkan panggung untuk pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” katanya. 

ESSA berharap dapat melanjutkan kemitraan yang kuat dengan PT Pertamina EP dan memanfaatkan perpanjangan kontrak  untuk mendorong inovasi, pertumbuhan, dan pengelolaan lingkungan. 

Pada perdagangan Selasa (23/4) pukul 11.59 WIB, saham ESSA bertengger di level Rp745 per saham, turun dibandingkan pada saat pembukaan di level Rp755 per saham. Saham ESSA memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp12,83 triliun.

Related Topics