MARKET

Rugi Bersih Lippo Karawaci (LPKR) Membengkak Capai Rp2,69 T di 2022 

Pendapatan LPKR juga menurun 10,41% persen dari 2021.

Rugi Bersih Lippo Karawaci (LPKR) Membengkak Capai Rp2,69 T di 2022 Lippo Karawaci. (dok. Lippo Karawaci)
03 April 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan properti, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat kerugian sepanjang tahun lalu. Tercatat, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan membengkak menjadi Rp2,69 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,60 triliun tertekan oleh kenaikan beban dan menurunnya kontribusi pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sepanjang 2022 Lippo Karawaci mencatat pendapatan sebesar Rp14,80 triliun, turun 10,41 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp16,52 triliun.

Bersamaan dengan menurunnya pendapatan, beban pokok pendapatan Lippo Karawaci pun turun tipis 1,92 persen menjadi Rp8,52 triliun di 2022 sehingga mampu mengerek perolehan laba bruto LPKR sekitar 10,81 persen menjadi Rp6,14 triliun dari sebelumnya Rp5,54 triliun. 

Meski demikian, perusahaan mencatat kenaikan beban usaha serta lonjakan beban lainnya sebesar 103 persen hingga menyebabkan perolehan laba usaha perseroan tergerus 92,23 persen menjadi Rp113 miliar dari yang sebelumnya Rp1,45 trilun. Dicatatnya beban keuangan serta meningkatnya rugi atas entitas asosiasi, semakin menekan profitabilitas perusahaan hingga pada akhirnya menghasilkan rugi bersih Rp2,69 trilun.

Pada 2022, perusahaan juga mengalami penyusutan aset menjadi Rp49,87 triliun dari yang sebelumnya Rp52,08 triliun di 2021 yang disebabkan oleh menurunnya kas dan setara kas perseroan sebesar 46,28 persen menjadi Rp2,62 triliun.

Di sisi lain, liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp30,73 triliun dari Rp29,59 triliun dengan ekuitas Rp19,13 triliun, turun dari sebelumnya Rp22,48 triliun. 
 

Rincian kinerja pendapatan

Manajemen mengatakan, dari total pendapatan tahun lalu Rp14,80 triliun sebagian disebabkan serah terima proyek rumah tapak, pertumbuhan layanan kesehatan yang berkelanjutan, serta pemulihan di lini bisnis pusat perbelanjaan dan hotel.

Berdasarkan segmen bisnis, pendapatan real estat LPKR tumbuh 46 persen secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp1,4 triliun di 4Q22 terutama karena didorong oleh serah terima 495 unit Cendana Parc, salah satu proyek rumah tapak yang dikembangkan di Lippo Village, Tangerang. Adapun pendapatan pra penjualan LPKR pada tahun 2022 sebesar Rp4,76 triliun.

Pendapatan sektor layanan kesehatan yang ditopang oleh anak usaha LPKR, yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), tetap stabil di kuartal keempat 2022 dengan kenaikan 3 persen secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp2,6 triliun. SILO menjadi kontributor utama terhadap total pendapatan LPKR sebesar 64 persen pada 2022. Sementara itu, sektor bisnis gaya hidup terus menunjukkan pemulihan dengan peningkatan pendapatan 15 persen secara kuartalan menjadi Rp332 miliar di kuartal IV 2022.

Group CEO LPKR John Riady menyatakan, di tengah pemulihan tersebut tak bisa dipungkiri perusahaan menghadapi kondisi ekonomi makro yang menantang. "Kami perlu menyesuaikan strategi untuk memitigasi dampak keuangan dari ketidakpastian ekonomi yang lebih besar dan kenaikan suku bunga, di antara faktor-faktor lainnya," katanya dalam keterangannya, Senin (3/4). 

Memasuki tahun 2023, perusahaan mengatakan bakal fokus untuk menyelesaikan serah terima proyek dengan tepat waktu dan menangkap lebih banyak permintaan melalui peluncuran produk baru. "Sambil mempertahankan kinerja operasional yang kuat dari bisnis layanan kesehatan dan lifestyle,"ujarnya. 

Related Topics