MARKET

Saratoga Catat Kenaikan Pendapatan Dividen, Meski Rugi Rp12 T

Portofolio Saratoga mengalami penurunan seperti ADRO.

Saratoga Catat Kenaikan Pendapatan Dividen, Meski Rugi Rp12 Tdok. Saratoga
31 July 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan investasi terafiliasi Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) meraup pendapatan dividen pada semester I 2023 sebesar Rp 1,5 triliun, naik 9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Meski begitu, perseroan mencatatkan rugi bersih Rp12,21 triliun bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih mencatat laba Rp3,31 triliun. 

Direktur Keuangan Saratoga, Lany D. Wong  mengatakan, pada periode ini harga saham di sejumlah portofolio Saratoga mengalami penurunan, seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Hal ini kemudian berdampak pada nilai NAV dan posisi laba rugi perusahaan. Namun demikian, nilai kerugian yang tercatat pada semester I 2023 ini sebagian besar merupakan kerugian yang belum direalisasikan dan hanya tercatat di laporan laba rugi.

“Sebagai perusahaan investasi, Saratoga selalu melakukan penyesuaian nilai setiap portofolio secara mark to market. Dengan posisi likuiditas perusahaan yang kuat, kami optimis bahwa strategi investasi dapat dieksekusi secara optimal dan memberikan nilai tambah yang maksimal bagi pemegang saham, baik melalui peningkatan nilai NAV perusahaan maupun distribusi dividen,” kata Lany dalam keterangan tertulis, Senin (31/7).

Nilai investasi portofolio Saratoga yang sudah  tercatat di Bursa Efek Indonesia (listed company atau Tbk), dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari peningkatan inflasi, suku bunga, dan pergerakan harga komoditas. Saratoga pun mengaku siap dengan strategi yang komprehensif dan terukur untuk menghadapi situasi yang menantang.

Portofolio dividen

Perusahaan mengatakan, portofolio Saratoga lain mampu mencatatkan kinerja operasional yang positif di tengah situasi pasar modal yang dinamis dan penuh tantangan. 

Pada semester I-2023 Saratoga mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp 47,5 triliun. Dengan arus kas yang kuat, Saratoga juga telah membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2022 sebesar Rp1 triliun atau sekitar Rp 75 per saham yang menghasilkan dividen yield sebesar 4,4 persen. Jumlah dividen tunai tersebut meningkat 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 810 miliar atau Rp 60 per saham.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan peningkatan penerimaan dividen dari perusahaan portofolio memperkuat kinerja perusahaan dari sisi arus kas yang terus tumbuh positif.

“Perusahaan secara disiplin mengimplementasikan strategi investasi yang mendorong peningkatan nilai portofolio kami secara keseluruhan. Secara konsisten kami juga terus mengoptimalkan setiap peluang investasi baru sebagai langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang,” kata Devin.

Sebagai negara dengan populasi yang terus bertumbuh dan didukung oleh potensi sumber daya alam yang tinggi serta perekonomian yang tumbuh positif, Indonesia tetap menawarkan peluang investasi yang sangat menarik. Oleh karena itu, Saratoga akan memperkuat investasinya di sektor-sektor penggerak ekonomi yang bernilai strategis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat portofolio investasi yang sudah ada khususnya pada infrastruktur digital dan energi terbarukan, serta melanjutkan diversifikasi investasi pada sektor lainnya seperti pelayanan kesehatan dan produk konsumen melalui kerja sama dengan mitra strategis. Kami percaya langkah-langkah ini akan memberikan hasil yang positif dan berkelanjutan,” katanya. 

Aksi Korporasi Perusahaan Investasi

Sejumlah perusahaan portofolio investasi perusahaan diketahui cukup aktif melakukan aksi korporasi dan ekspansi bisnis tahun ini.  PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) misalnya, pada Juni 2023 mengakuisisi 60 persen saham di PT Huaneng Metal Industry (HNMI), fasilitas konversi high-grade nickel matte (HGNM) yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

HNMI mengolah low grade nickel matte (LGNM) yang diproduksi oleh smelter RKEF dan menghasilkan produk HGNM yang mengandung lebih dari 70 persen nikel.

Akuisisi ini akan memperkuat arus kas MBMA dan menghasilkan margin keuntungan tambahan dari penjualan produk nickel matte yang merupakan bahan baku utama untuk prekursor baterai dan produk nikel kelas 1 (kandungan nikel 99.8 persen).

Berikutnya, Bersama Digital Infrastructure Asia Pte. Ltd. (BDIA). Pada Mei 2023, BDIA meluncurkan Bersama Digital Data Centres (BDDC), platform data center dalam kota (in-town) yang menjadi pusat interkonektivitas dengan ekosistem digital terintegrasi.

BDDC telah memiliki dua data center dalam kota yang berlokasi di Daan Mogot dan MT Haryono, dengan kapasitas total lebih dari 60 MW. BDDC memiliki area data hall seluas 20.000 meter persegi dengan potensi kapasitas lebih dari 9.000 rak.

Related Topics