MARKET

Window Dressing: Pengertian, Cara Kerja, Dampak, dan Prinsip Pembelian

Manajer investasi mempercantik portofolio jelang tutup buku.

Window Dressing: Pengertian, Cara Kerja, Dampak, dan Prinsip PembelianIlustrasi Kapitalisasi Pasar. (Pixabay/Gerd Altmann)
10 November 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Window dressing adalah salah satu strategi yang digunakan oleh manajer untuk mempercantik tampilan portofolio atau performa laporan keuangan jelang tutup buku atau akhir tahun.

Melalui strategi ini, tampilan laporan keuangan perusahaan maupun portofolio dana Anda menjadi semakin menarik di mata investor maupun pemegang saham.

Bagi Anda yang ingin berinvestasi di pasar saham, ada baiknya untuk mempelajari hal ini. Berikut artikel mengenai pengertian window dressing, cara kerja, dampak, dan prinsip membeli sahamnya.

Pengertian window dressing

Window dressing adalah salah satu strategi yang kerap dilakukan oleh manajer investasi dan perusahaan terbuka untuk mempercantik tampilan portofolio atau performa laporan keuangannya.

Pihak manajer investasi akan menjual saham yang memiliki kerugian yang besar dan membeli saham dengan harga tinggi di akhir tahun.

Saham dengan harga tinggi ini yang akan dilaporkan  dan mempercantik tampilan dari portofolio manajer investasi.

Istilah window dressing juga dapat merujuk pada tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk memperbaiki laporan keuangan mereka yang akan datang. Kebijakan yang dilakukan, antara lain menunda pembayaran atau mencari cara untuk membukukan pendapatan lebih awal.

Cara kerja window dressing

Manipulasi ini biasa dilakukan dalam masa tutup buku dan sebelum laporan keuangan dikirimkan ke klien tiap perempat tahun terakhir. Ada beberapa trik akuntansi untuk praktek window dressing, seperti:

  • Menunda pembagian keuntungan bagi investor sehingga nilai saldo akhir tampak lebih besar daripada seharusnya.
  • Menampilkan jumlah utang tak tertagih dengan nominal rendah. Ini bertujuan agar angka piutang terkesan lebih besar.
  • Melakukan obral aset tetap yang mengalami penyusutan nilai besar-besaran (misalnya mesin produksi dan kendaraan operasional) agar nilai bersih aset yang tersisa menunjukkan seolah-olah ada kluster aset baru.
  • Menawarkan diskon awal kepada konsumen untuk memperoleh pendapatan lebih awal dari biasanya.
  • menunda pembayaran tagihan nasabah supaya pengeluaran tersebut dimasukkan ke periode berikutnya.
  • Menukar penyusutan dipercepat dengan penyusutan garis lurus demi mengurangi jumlah penyusutan yang dibebankan pada pengeluaran tahun ini.
  • Mengupayakan konversi tengah bulan untuk menunda pengeluaran.

Related Topics