ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Dengan upaya pemerintah memperkuat ketahanan pangan terancam perang, para emiten unggas menghadapi tantangan kenaikan harga bahan baku jagung dan bungkil kedelai sepanjang 2022. Meski sudah menurun signifikan dari titik puncaknya pada April-Mei.
Ditambah, harga ayam pun tertekan ke bawah Rp34.000 per kg pada Oktober ini. Penurunan harga unggas, seperti live bird pun dihadapi lewat kebijakan regulator.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano, mengatakan Badan Pangan Nasional dan 10 produsen unggas seperti CPIN, JPFA, dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) sepakat menyerap 30 ton live bird per hari demi mengurangi kelebihan pasokan.
Tapi, di awal bulan ini, Victor berujar, “hal itu belum berdampak signifikan terhadap harga live bird.”
Nico menyebut, berbagai tantangan itu telah menekan margin laba bersih para emiten perunggasan. Sebut saja CPIN yang mencatatkan penurunan margin laba bersih dari 11 persen menjadi 8 persen di paruh pertama 2022. Senada dengan JPFA–dengan portofolio ekspor 1,4 persen–yang margin laba bersihnya terkoreksi dari 5,5 persen jadi 3,4 persen.
Untungnya, CPIN masih bisa menjaga pertumbuhan penjualan sebesar 12,4 persen. Di sisi lain, JPFA membukukan penurunan penjualan 10,5 persen. Hal itu mengindikasikan pelaku industri unggas terbebani gabungan antara kenaikan harga bahan baku dan harga energi.
Dus, agar bisa bertahan, para emiten harus menyesuaikan harga terhadap konsumen serta melakukan efisiensi operasional. “Untuk menjaga margin di tengah kondisi menantang,” ujar Nico.
Dari segi kinerja saham, dalam tiga bulan terakhir CPIN belum mampu melampaui IHSG (-2,33 persen VS 2,84 persen). Pun begitu dengan JPFA (-2,72 persen VS 2,84 persen). Artinya, sentimen ekspor ke Singapura berbentuk karkas beku dan ayam olahan belum bisa mengerek naik kinerja saham emiten itu.
Adapun, jumlah ekspor ayam para emiten disebut berjumlah 50 ton dan akan berlanjut secara bertahap sebanyak 1.000 ton.
“Ini dinilai membutuhkan intervensi pemerintah dalam rangka stabilisasi harga pangan untuk kebutuhan bahan baku industri,” pungkas Nico.