Kinerja Emiten Baru Bursa Hari Ini: Ada yang ARA

Jakarta, FORTUNE - Saham dua emiten baru, PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) dan PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR) menghijau sepanjang perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia, Kamis (10/11). Salah satunya bahkan menyentuh titik auto reject atas (ARA)
Mengutip RTI Business, saham ZATA melonjak 35 persen ke level ARA, Rp135 dari harga penawaran Rp100. Total volume perdagangannya hari ini mencapai 45,59 juta lembar saham. Sementara itu, nilai transaksinya mencapai Rp6,15 miliar dengan frekuensi perdagangan 4.866 kali. Lalu, PER atau rasio price to earning-nya mencapai 176.847,17 dengan kapitalisasi pasar Rp1,15 triliun di hari pertama perdagangan ini.
Sementara itu, saham milik KETR naik 6,67 persen dari Rp300 menjadi Rp360. Volume perdagangannya mencapai 223,72 juta lembar, dengan nilai transaksi Rp78,19 miliar dan frekuensi perdagangan 34.965 kali. PER dari KETR di hari perdana melantai di bursa adalah 90,50; sedangkan kapitalisasi pasarnya Rp909,20 miliar.
Rencana penggunaan dana IPO ZATA
Bersama Zatta Jaya, yang mencatatkan ARA hari ini, menawarkan saham sejumlah 1,7 miliar lembar saham atau 20,01 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh berharga penawaran Rp100 per lembar. Dus, total dana yang dihimpun mencapai Rp170 miliar.
Sekitar 13,4 persen dari dana itu akan dipakai untuk membayar fasilitas kredit modal kerja di PT Bank Raya Indonesia Tbk. Sementara itu, 47,79 persen dana diperuntukkan sebagai belanja modal ekspansi pembukaan toko baru. Lalu sisanya (38,81 persen) untuk modal kerja, termasuk—tapi tak terbatas—pada pembelian bahan baku dan bahan pendukung serta membiayai kegiatan operasional.
"IPO ini bagian dari strategi kami meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan lebih baik sebagai perusahaan publik, yang diharap dapat jadi nilai tambah bagi stakeholder," kata Direktur Utama ZATA, Elidawati dalam keterangannya.
Bersama Zatta Jaya sendiri merupakan perusahaan di bidang perdagangan besar tekstil pakaian dan alas kaki, industri pakaian jadi, serta perdagangan eceran pakaian lewat anak usaha. Adapun, berdasarkan data Fitch Solutions, pengeluaran rumah tangga untuk pakaian dan alas kaki masih akan bertumbuh rata-rata 7,5 persen per tahun menjadi Rp469,3 triliun pada 2026. Itulah mengindikasikan potensi pertumbuhan pasar perseroan.
Rencana penggunaan dana IPO KETR
Saham yang Ketrosden Triasmitra lepas lebih sedikit dari ZATA, yakni hanya 426,2 juta atau 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO. Adapun, harga penawarannya Rp300 per lembar.
Perusahaan dengan pengalaman lebih dari 27 tahun di bidang pembangunan, penjualan dan pemeliharaan
jaringan telekomunikasi kabel fiber optik itu akan memanfaatkan dana untuk modal kerjanya dan entitas anaknya. Itu meliputi pembelian material, pembelian peralatan proyek, serta pembiayaan operasional usaha.