MARKET

Harga Emas Kembali Cetak Rekor, Kapan Waktu yang Tepat untuk Jual?

Harga emas Antam naik Rp6.000 per ons hari ini.

Harga Emas Kembali Cetak Rekor, Kapan Waktu yang Tepat untuk Jual?Ilustrasi keuntungan investasi emas (Unsplash/@zlataky)
16 April 2024

Fortune Recap

  • Harga emas mencapai rekor baru US$2.402 per ons, naik 19,68 persen dari tahun lalu.
  • Kenaikan harga dipicu oleh eskalasi konflik di Timur Tengah dan permintaan emas dari Asia serta pasar negara berkembang.
  • Di AS, harga tinggi memicu penjualan emas, sementara di Indonesia emas menjadi instrumen investasi aman di tengah ketidakpastian.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Harga emas kembali melonjak di pasar spot, dan mencatatkan rekor harga baru pada level US$2.402 per ons hari ini, Selasa (16/4).

Bloomberg melansir kenaikan emas telah mencapai 19,68 persen dari harga US$2.007 dari periode sama tahun lalu.

Yang mengejutkan, kenaikan ini terjadi signifikan—mencapai 19,86 persen— hanya dalam waktu kurang dari dua bulan sejak emas menginjak titik terendahnya tahun ini, yakni pada level US$2.004 pertengahan Februari 2024.

Kenaikan ini, salah satunya dipicu oleh ekskalasi konflik di Timur Tengah usai Iran meluncurkan rudal dan drone ke Israel pada Minggu (14/4) pagi. Di Indonesia, kenaikan harga emas di pasar spot turut mengerek harga penjualan emas Antam dua hari terakhir.

Hari ini, harga emas batangan Antam naik Rp6.000 per gram menjadi Rp1.321.000 per gram, setelah kenaikan harga sebesar Rp5.000 per gram menjadi Rp1.315.000 pada Senin (15/4).

Lantas, apakah ini waktu yang tepat untuk melakukan penjualan? Atau harga emas masih berpotensi untuk kembali naik?

Kenaikan harga emas tidak semata-mata hanya disebabkan oleh gejolak geopolitik. Laman Fortune.com menulis saat ini sebagian besar permintaan emas berasal dari Asia dan pasar-pasar negara berkembang.

Sejak 2022, bank sentral berbagai negara yang dipimpin oleh Cina telah membeli emas dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dilakukan untuk mendiversifikasi sistem cadangan devisa mereka dari dolar.

Konsumen reguler di negara Asia juga membeli, menyerap koin, batangan, perhiasan — bahkan kacang — serta dana yang diperdagangkan di bursa yang melacak emas dan saham pertambangan emas untuk lindung nilai terhadap gejolak pada sektor properti negara tersebut.

Ini adalah pembalikan dari pola historis yang telah mengatur perdagangan global selama beberapa dekade, di mana pembeli emas di negara-negara Asia cenderung menjual pada saat harga tinggi.

Hal ini berbanding terbalik dengan negara-negara Barat yang kondisi perekonomiannya relatif kuat, terutama di AS.

“Tidak ada urgensi untuk membeli emas,” kata Adrian Ash, direktur riset di layanan investasi emas online BullionVault. “(perang) di Gaza dan Ukraina, ini hanya bencana. Tetapi mereka tidak jelas dan nyata (mempengaruhi) investor barat saat ini.”

Sebaliknya, harga tinggi justru memicu penjualan emas di AS. Dalam beberapa minggu terakhir, platform perdagangan emas BullionVault telah melihat lebih dari dua kali lipat penjualan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Orang sangat senang dengan harga ini,” kata Ash.

Di toko emas Furman di Fifth Avenue, AS, jumlah orang yang datang untuk menjual dan menggadaikan perhiasan emas lebih dari tiga kali lipat di atas level normal sejak harga mulai reli pada akhir Februari.

Jason Collins, direktur Gerrards Precious Metals di kawasan perhiasan Hatton Garden yang bersejarah di London, mengatakan bahwa beberapa pelanggannya masih membeli emas karena keraguan tentang bank.

“Jika tiba-tiba terjadi sesuatu yang buruk di UK” dan “seluruh sistem perbankan runtuh. Emasmu di saku tidak akan jatuh,” katanya.

Meski demikian, Tobina Kahn, presiden butik emas House of Kahn Estate Jewelers, mewanti-wanti para pemilik emas untuk tak membuang waktu dan berharap harganya mungkin mencapai US$3.000 per ons. 

“Kami mendapatkan lebih banyak panggilan daripada sebelumnya tentang klien yang ingin membawa perhiasan mereka,” katanya. “Saya memberi tahu klien untuk membawanya sekarang, karena kami berada pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Tentu kondisi tersebut bisa berbanding terbalik di Indonesia. Sebab, bisa jadi, bagi beberapa orang emas jadi instrumen yang aman untuk berinvestasi di tengah ketidakpastian saat ini. Jual atau simpan, keputusan ada di tangan Anda sendiri.

Related Topics