Investasi Properti atau Saham, Mana yang Lebih Menguntungkan?

- Investasi properti membutuhkan modal awal besar, sementara investasi saham lebih terjangkau.
- Saham memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, sementara properti tergolong aset tidak likuid.
- Saham menawarkan potensi keuntungan besar dalam waktu singkat, sementara properti memiliki pertumbuhan nilai yang stabil dari waktu ke waktu.
Investasi menjadi salah satu cara paling populer untuk mengembangkan kekayaan dan mencapai kebebasan finansial. Di antara banyak instrumen yang tersedia, investasi properti atau saham kerap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia.
Baik invetasi properti ataupun saham memiliki potensi keuntungan yang besar. Namun, keduanya juga memiliki risiko yang perlu diperhitungkan.
Lantas, lebih menguntungkan investasi properti atau saham? Jawabannya tergantung pada tujuan, profil risiko, dan kondisi finansial masing-masing individu. Bagi Anda yang ingin tahu lebih lanjut, simak penjelasan berikut.
Perbedaan investasi properti dan saham
Sebagai pertimbangan sebelum memilih investasi properti atau saham, berikut lima perbedaan utama antara keduanya.
1. Modal awal
Investasi properti membutuhkan modal awal yang besar. Untuk membeli rumah, apartemen, atau ruko, investor harus menyediakan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah. Selain harga properti itu sendiri, ada juga biaya tambahan seperti pajak, notaris, perizinan, dan renovasi.
Sebaliknya, investasi saham jauh lebih terjangkau. Saat ini, masyarakat dapat mulai berinvestasi saham hanya dengan modal Rp100 ribu. Akses yang mudah dan modal kecil membuat saham lebih ramah bagi pemula.
2. Likuiditas atau kemudahan pencairan
Saham memiliki tingkat likuiditas yang sangat tinggi. Artinya, investor dapat dengan mudah membeli atau menjual saham kapan saja selama pasar modal buka. Proses jual beli juga cepat dan bisa dilakukan secara online.
Sebaliknya, properti tergolong aset tidak likuid. Menjual rumah atau ruko bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tergantung kondisi pasar dan lokasi properti tersebut. Selain itu, proses penjualan properti membutuhkan legalitas dan administrasi yang panjang.
3. Potensi keuntungan dan risiko
Saham menawarkan potensi keuntungan yang besar dalam waktu relatif singkat. Misalnya, saham-saham sektor teknologi bisa naik puluhan hingga ratusan persen dalam setahun. Namun, potensi keuntungan tinggi ini juga dibarengi dengan risiko besar karena harga saham sangat fluktuatif.
Sementara itu, properti memiliki pertumbuhan nilai yang lebih stabil dari waktu ke waktu. Investor juga bisa mendapat pemasukan rutin dari sewa. Namun, nilainya tidak secepat saham dan bisa stagnan bila lokasi tidak berkembang.
4. Cara mengelola investasi
Saham merupakan aset yang tidak membutuhkan pengelolaan fisik. Investor cukup memantau perkembangan perusahaan, laporan keuangan, dan pergerakan pasar. Pengelolaan bisa dilakukan secara pasif.
Di sisi lain, properti membutuhkan pengelolaan aktif. Pemilik harus mengurus perawatan bangunan, mengatur penyewa, membayar pajak properti, serta mengatasi risiko kerusakan atau kosongnya properti.
5. Manfaat tambahan dari investasi
Properti memiliki manfaat fisik yang nyata. Misalnya, bisa ditempati sendiri, disewakan, atau dijadikan agunan untuk pinjaman. Bahkan, properti bisa diwariskan sebagai aset jangka panjang.
Sementara itu, saham memberikan manfaat finansial seperti dividen dan potensi capital gain. Investor juga punya hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk perusahaan terbuka. Saham tidak bisa dimanfaatkan secara fisik seperti properti.
Mana yang menguntungkan?
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban tunggal karena setiap jenis investasi memiliki karakteristik dan keuntungan tersendiri. Jika Anda memiliki modal besar, ingin pendapatan pasif jangka panjang, dan tidak keberatan mengelola aset secara aktif, properti bisa menjadi pilihan yang ideal.
Jika Anda menginginkan instrumen yang mudah diakses, fleksibel, dan memiliki potensi pertumbuhan cepat, investasi saham adalah jawabannya.
Secara umum, saham cenderung lebih menguntungkan dalam jangka pendek hingga menengah karena potensi capital gain dan kemudahan transaksi. Properti lebih menguntungkan untuk jangka panjang dan kestabilan nilai.
Oleh karena itu, banyak ahli keuangan menyarankan untuk menggabungkan keduanya sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio investasi. Dengan diversifikasi, investor tidak hanya mengandalkan satu jenis aset dan dapat memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalkan risiko.