Investor Wait & See, Transaksi Kripto Turun

- Nilai transaksi kripto di Indonesia turun 25,62% menjadi Rp32,78 triliun pada Februari 2025.
- Jumlah konsumen aset digital tumbuh 3% menjadi 13,31 juta, menandakan minat masyarakat masih tinggi.
- Penurunan volume transaksi kripto sejalan dengan tren global dan dipengaruhi oleh ketidakpastian pasar akibat kebijakan tarif Amerika Serikat.
Jakarta, FORTUNE - Jumlah pengguna aset kripto di Indonesia terus meningkat, namun aktivitas transaksinya justru mengalami tren penurunan.
Hingga Febriuari 2025, OJK mencatat nilai transaksi aset kripto mencapai Rp32,78 triliun. Angka ini turun 25,62 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp44,07 triliun
Sedangkan jumlah konsumen aset digital ini tumbuh 3 persen menjadi 13,31 juta, dibandingkan jumlah pada Januari 2025 yang sebesar 12,92 juta konsumen. OJK juga mencatat, higga Maret 2025 sebanyak 1.396 aset kripto diperdagangkan.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi mengatakan bahwa penurunan volume transaksi kripto ini sejalan dengan tren global, terutama dipengaruhi oleh meningkatnya ketidakpastian pasar akibat kebijakan tarif Amerika Serikat.
"Tapi kita bisa melihat bagaimana indeks fear and greed-nya perdagangan kripto itu bergerak ke arah fear, artinya memang investor menahan diri untuk secara aktif melakukan transaksi," kata dia kepada wartawan usai acara Launching OJK Infinity 2.0 dan penandatanganan kesepahaman bersama antara Kemenparekraf/Bekraf dan OJK, Kamis (24/4).
Peningkatan jumlah pengguna kripto di Tanah Air
Meski begitu, Hasan menilai penurunan aset kripto utama seperti bitcoin tidak terlalu drastis seperti aset keuangan lainnya. Bahkan, dalam beberapa kasus, aset kripto likuid justru dianggap sebagai tujuan investasi yang kebuh aman karena instrument lain terdampak langsung gejolak perang dagang itu.
Sementara meningkatnya jumlah pengguna, menurut Hasan menandakan bahwa minat masyarakat terhadap aset digital masih tinggi, khususnya dari segmen investor baru yang mulai bergabung.
"Kami masih melihat bagaimana minat dan animo para konsumen untuk mulai bergabung dan menjadi konsumen di kegiatan aset kripto khususnya untuk melakukan investasi dan transaksi aset-aset kripto," lanjut dia.
Ke depannya ia optimistis asset digital ini akan diadopsi semakin baik, dan makin mbanyak investor masuk, sejalan dengan perbaikan harga acuan kripto, terutama bitcoin.