Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kontrak Baru Emiten Konstruksi Lesu, Kinerja ADHI Paling Tertekan

ilustrasi pekerja konstruksi (pexels.com/Rodolfo Quirós)
ilustrasi pekerja konstruksi (pexels.com/Rodolfo Quirós)
Intinya sih...
  • Nilai kontrak baru emiten konstruksi turun hingga Juli 2025.
  • ADHI mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp3,8 triliun rupiah, turun 68 persen (YoY).
  • Laba bersih PTPP dan ADHI masing-masing turun 56 persen (YoY) dan 45 persen (YoY) selama semester I 2025.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Sejumlah emiten konstruksi besar mencatatkan perlambatan signifikan dalam perolehan nilai kontrak baru sepanjang tujuh bulan pertama 2025. Menurut analisis Stockbit Sekuritas, di antara tiga emiten utama, kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI) tercatat paling lemah, sementara PT PP Tbk (PTPP) membukukan kinerja relatif paling baik.

Penilaian tersebut didasarkan pada perbandingan pertumbuhan tahunan (YoY) dan pencapaian target 2025. Hingga Juli 2025, perolehan kontrak baru ADHI anjlok 68 persen (YoY) menjadi Rp3,8 triliun. Angka ini baru setara 14-15 persen dari total target tahun ini, sebuah penurunan tajam jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu ketika ADHI telah mencapai 60 persen dari target 2024.

Di sisi lain, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) membukukan kontrak baru senilai Rp2,6 triliun. Meskipun turun 38 persen (YoY), pencapaian ini sudah setara dengan 51 persen dari target 2025. Sementara itu, PTPP mencatatkan penurunan paling moderat sebesar 10 persen (YoY) dengan perolehan kontrak baru Rp11,8 triliun, atau setara 41 persen dari target tahun ini.

Dari sisi profitabilitas, kinerja para emiten menunjukkan gambaran yang beragam. Selama semester I-2025, laba bersih PTPP dan ADHI masing-masing terkoreksi 56 persen dan 45 persen secara tahunan. Sebaliknya, TOTL justru berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 55 persen (YoY) pada periode yang sama.

Meskipun kinerja saat ini menunjukkan tren pelemahan, sejumlah katalis positif diharapkan dapat mendorong percepatan pada sisa tahun ini. Stockbit Sekuritas melihat potensi akselerasi belanja pemerintah pada semester kedua dan kenaikan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum sebesar 38 persen pada 2026 sebagai pendorong utama perolehan kontrak baru, terutama bagi BUMN Karya.

Secara spesifik, TOTL dilaporkan tengah mengikuti sejumlah tender dengan total nilai pipeline mencapai Rp8,9 triliun per Juli 2025. Sementara itu, ADHI baru-baru ini mendapatkan angin segar setelah diumumkan sebagai pemenang kontrak front-end engineering design (FEED) untuk proyek LNG raksasa milik Inpex di Blok Masela, meskipun nilai kontraknya belum dirilis.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us