MARKET

Bitcoin Tertekan Rencana Agresif Bank Sentral AS, Altcoin Melaju

Pengetatan The Fed akan mengurangi likuiditas di pasar.

Bitcoin Tertekan Rencana Agresif Bank Sentral AS, Altcoin MelajuIlustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova
11 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pasar aset kripto secara keseluruhan ambles pada pekan pertama bulan ini. Mengutip data dari coinmarketcap.com, Minggu (10/4), nilai Bitcoin, misalnya, mencapai US$42 ribu-an. Padahal, pekan sebelumnya harga aset kripto tersebut di kisaran US$46 ribu. Meski demikian, dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), nilai Bitcoin masih naik 7,1 persen dari sebelumnya yang berkisar US$39 ribu.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, memperkirakan kondisi pasar yang mendadak turun ini akibat sentimen dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang kembali menegaskan soal pengetatan kebijakan moneter, khususnya penyesuaian suku bunga,

Kenaikan suku bunga disinyalir akan mengurangi likuiditas di pasar keuangan, kata Afid. Arus modal yang masuk ke kripto ditaksir akan menyusut seiring investor yang mengurangi minat terhadap aset tersebut.

"Pengumuman risalah rapat The Fed itu cukup disayangkan mengingat aset kripto seharusnya bisa melaju kencang seiring akumulasi yang dilakukan investor sejak beberapa pekan lalu. Terlebih saat ini sudah memasuki periode awal kuartal yang menjadi sentimen positif untuk masuk ke investasi kripto," kata Afid dalam keterangan kepada media, dikutip Senin (11/4).

Sebelumnya, The Fed mengumumkan mulai Mei akan secara agresif memulai kebijakan penyesuaian neraca yang agresif. Itu diperkirakan menjadi sinyal berakhirnya kebijakan uang murah (easy money), menurut cointelegraph. Permintaan terhadap aset berisiko ditaksir akan tertekan.

Bank Sentral AS sesungguhnya telah memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 0,25 persen sampai 0,5 persen, Kamis (17/3).

Aset kripto utama seperti Bitcoin sempat beroleh sentimen positif dari MicroStrategy, perusahaan teknologi dari AS, yang menambah dana kelolaan Bitcoin US$190 juta. Lalu, LunaFoundation Guard (LFG) turut memborong Bitcoin hingga US$230 juta.

Altcoin merangkak naik

Ilustrasi bursa kripto. Shutterstock/Daliu

Pasar kripto saat ini bisa jadi telah memasuki musim altcoin, menurut Afid. Dalam periode ini, terjadi kenaikan harga koin kripto selain Bitcoin seiring volume dan perdagangannya yang meningkat.

"Seperti Biswap (BSW) yang pekan ini sempat mengalami kenaikan hampir 100 persen. Kita lihat Bitcoin sedang mengalami stagnan dan altcoin sedang dipompa," ujarnya.

Afid berkata, jika melihat dari data coinmarketcap, Bitcoin hanya menguasai 40 persen dari total kapitalisasi pasr aset kripto. Dengan kata lain, 60 persen kapitalisasi pasar aset digital saat ini tergolong altcoin.

Para pelaku pasar diprediksi membeli altcoin dengan sebagian dari keuntungan penjualan dari Bitcoin. Hal ini secara alami dapat menyebabkan harga pelbagai altcoin naik.

Faktor lain, kata Afid, adalah tingginya minat pada sejumlah altcoin yang memiliki fundamental baik, di antaranya Ethereum, Binance Coin, Solana, Cardano, Kava, dan NEAR Protocol.

Mengutip data dari coinmarketcap, Senin (11/4), dalam sepekan terakhir, berikut sejumlah koin yang mengalami peningkatan harga tertinggi: Monero (10,32 persen), Mina (8,32 persen), Dogecoin (4,57 persen), Neutrino USD (4,48 persen), dan Kava (3,05 persen).

Related Topics