MARKET

XL Axiata Akuisisi Link Net, Bagaimana Prospeknya?

Prospek bergantung kerja sama dan visi XL dan Link Net.

XL Axiata Akuisisi Link Net, Bagaimana Prospeknya?Karyawan mengamati kondisi jaringan XL Axiata di Jakarta, Selasa 21 Januari 2020. Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya
31 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Axiata Group Berhad (Axiata) dan PT XL Axiata Tbk resmi mengakuisisi sebagian saham PT Link Net Tbk, pada Kamis (27/1). Bagaimana prospek aksi korporasi tersebut terutama bagi kinerja XL Axiata?

Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada, berpendapat akuisisi XL Axiata, selaku operator telekomunikasi dalam negeri, kepada Link Net, yang merupakan penyedia jasa internet dan televisi kabel, diharapkan akan berdampak positif baik terhadap keduanya maupun pelanggan. Menurutnya, imbas positif berpeluang datang terutama dari kerja sama mereka di bisnis layanan internet.

“Akuisisi XL kepada Link Net menunjukkan bahwa ada irisan kegiatan operasional dari mereka yang bisa dikombinasikan sehingga bisa memberikan nilai tambah baik perusahaan maupun konsumen,” kata Reza kepada Fortune Indonesia, Senin (31/1).

Axiata dan XL Axiata sebelumnya menyampaikan telah mengambil 66,03 persen saham dengan hak suara yang disetor penuh dalam Link Net yang dimiliki oleh Asia Link Dewa Pte Ltd dan PT First Media Tbk. Harga pembelian yang disepakati Rp4.800 per saham pada Link Net, dan membuat totalnya Rp8,72 triliun.

Berdasarkan ketentuan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PJB), Axiata Investments, anak perusahaan tidak langsung Axiata dan XL Axiata, akan memiliki saham masing-masing 46,03 persen dan 20,00 persen dari total saham akuisisi dalam Link Net. Selanjutnya, Axiata Invesments diwajibkan untuk melakukan penawaran tender wajib untuk membeli 33,97 persen saham Link Net tersisa sesuai peraturan berlaku. Rencana pengambilalihan dan rencana MTO atau transaksi ditargetkan selesai pada kuartal ketiga tahun ini.

Menurut mereka, akuisisi dapat menciptakan sinergi Link Net dan XL Axiata melalui kerja sama layanan telekomunikasi tanpa kabel (wireless communication services), serta berbagi jaringan utama dan transmisi.

Dalam konteks industri telekomunikasi, Reza menambahkan, aksi korporasi semacam itu memungkinkan terjadi. Sebab, perusahaan telekomunikasi bisa saling menyesuaikan sistem maupun pengelolaan datanya untuk saling melengkapi bisnis. Dalam akuisisi ini, XL Axiata bisa meningkatkan penawaran layanan internet rumah dari Link Net, sedangkan Link Net juga berpeluang beroleh pengembangan bisnis internet seiuler.

Menukil The Business Times, analis dari UOB Kay Hian, Selvi Ocktaviani, juga mengatakan, akuisisi diharapkan dapat menghasilkan sinergi dari berbagi infratruktur backbone dan serat optik. XL Axiata menurutnya dapat memasuki strategi konvergensi fixed-mobile dengan menawarkan pelanggan Link dengan paket data seluler XL-Axis dan sebaliknya. Sebagai informasi, Link Net tercatat telah menjangkau lebih dari 2,8 juta rumah di 23 kota dengan basis pelanggan 860 ribu orang.

Dampak ke kinerja XL Axiata

Namun, menurut Reza, dampak akuisisi terutama bagi kinerja XL Axiata masih akan menjadi tantangan ke depannya. Pasalnya, operator telekomunikasi tersebut mencaplok Link Net yang tak bisa dibilang perusahaan kecil. Terlebih lagi, XL Axiata juga bakal tertantang untuk menyamakan visi, misi, dan strategi bisnis dengan Link Net ke depannya.

Berdasarkan laporan keuangan per kuartal ketiga tahun lalu, aset Link Net mencapai Rp9,29 triliun. Sedangkan, labanya sebesar Rp686,95 miliar, atau menurun 1,7 persen dari kuartal ketiga tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Sementara itu, aset XL Axiata di periode sama mencapai Rp68,59 triliun. Perseroan sanggup menangguk laba Rp1,02 triliun, atau terkoreksi 5,10 persen dari Rp2,08 triliun sebelumnya. Sebagai perbandingan, laba XL pada periode sebelum pandemi COVID-19 atau kuartal ketiga 2019 mencapai Rp498,41 miliar.

Selvi Ocktaviani dari UOB memperkirakan pendapatan XL usai akuisisi bakal naik pada kisaran 3–9 persen. Pada Juli-September tahun lalu, pendapatan XL Axiata naik 0,7 persen menjadi Rp19,8 triliun. Dia juga memperkirakan pada 2023 laba XL Axiata dari akuisisi sebagai rekanan investasi dan proyek dengan Link Net bisa mencapai Rp46 sampai Rp118 miliar.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan sinergi dengan Link Net merupakan peluang untuk mengintegrasikan kekuatan dalam konektivitas seluler, layanan broadband berbasis kabel, dan konten.

Berdasarkan riset pasar independen oleh Analysis Mason Pte. Limited, Indonesia adalah salah satu pasar broadband berbasis kabel yang paling menarik secara global, dengan tingkat penetrasi rumah tangga yang kurang tergarap pada 13,4 persen. 

Di tengah pengumuman akuisisi, saham XL Axiata pada perdagangan Senin (31/1) ditutup menguat 0,91 persen ke Rp3.320 saham. Dalam enam bulan terakhir, saham emiten berkode EXCL tersebut meningkat 25,28 persen dan setahunan tumbuh 43,72 persen. Sedangkan, saham Link Net (dengan kode LINK) dalam setahunan tumbuh 51,55 persen menjadi Rp4.410 per saham dan enam bulan terakhir meningkat 0,46 persen.

Related Topics