Pasar Menanti Data Neraca Dagang, IHSG Diproyeksi Lanjut Naik

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada Kamis (15/5), setelah ditutup naik 2,15 persen kemarin sore.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menjelaskan IHSG menunjukkan tren naik yang kuat, dengan target menuju 7.041 setelah menembus level resisten 6.950 pada Rabu (14/5). Agar tren naik dapat berlanjut, IHSG perlu bertahan di atas level support 6.811.
"Jika IHSG turun di bawah level tersebut, maka dapat menandakan adanya perubahan tren," jelas Ivan dalam risetnya.
Level support IHSG berada di 6.811, 6.765, dan 6.708, sementara level resistennya di 7.041, 7.100, dan 7.174. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bullish.
Ivan memprediksi IHSG hari ini bergerak di antara 6.950 dan 7.050. Daftar saham pilihannya hari ini, meliputi: CPIN, ICBP, ISAT, KLBF, dan MAPI.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini melaju di kisaran support 6.900, pivot 6.950, dan resisten 7.000. Daftar saham yang mereka soroti adalah GJTL, RAJA, PGAS, BBNI, dan BMRI.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim memaparkan, penguatan IHSG pada Rabu kemarin didukung oleh sentimeen positif dari kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan Cina. Ditambah dengan adanya rilis data penjualan ritel domestik Maret yang bertumbuh 5,5 persen (YoY) dari Februari (2,0 persen, YoY).
Secara teknikal, terdapat pelebaran positive slope pada MACD serta indikator Stochastic RSI berpotensi membentuk Golden Cross pada pivot area. "IHSG diperkirakan menguji level psikologis 7.000 pada perdagangan Kamis (15/5)," jelas Ratna dalam risetnya.
Pasar mengantisipasi rilis data PPI bulan April 2025 (15/5) di AS yang diperkirakan naik menjadi 0,2 persen (MoM) dari terkontraksi 0,4 persen (MoM) pada Maret 2025. Hal itu mengindikasikan pemulihan sektor produksi atau manufaktur. Data penjualan ritel April 2025 di AS diperkirakan stagnan.
Pasar mengantisipasi rilis data GDP Growth Rate Prelimenary pada kuartal I-2025 di Inggris (15/5) yang diperkirakan tumbuh 1,2 persen (YoY), lebih rendah dari 1,5 persen (YoY) pada kuartal IV-2024.
Dari domestik, pasar mengantisipasi rilis data neraca perdagangan bulan April 2025 yang diperkirakan turun menjadi US$2,5 miliar dari US$4,33 miliar pada Maret 2025. "Kondisi ini seiring dengan perkiraan pertumbuhan nilai impor yang lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor di April 2025," kata Ratna.