Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Penerbitan Surat Utang Korporasi Diprediksi Capai Rp155,43 T Tahun Ini

surat utang negara
ilustrasi surat utang negara (unsplash.com/Tech Daily)
Intinya sih...
  • Pefindo memprediksi penerbitan surat utang korporasi pada 2025 mencapai Rp139,29 triliun hingga Rp155,43 triliun.
  • Kebutuhan perusahaan melakukan pembiayaan kembali dan aktivitas di sektor riil yang cukup kuat menjadi peluang bagi penerbitan surat utang korporasi tahun ini.
  • Tantangan yang perlu diwaspadai termasuk risiko geopolitik, ketidakpastian kebijakan ekonomi global, dan rencana penerbitan surat utang pemerintah yang diperkirakan masih besar tahun ini.

Jakarta, FORTUNE - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi pasar surat utang korporasi pada 2025 akan tetap bergairah. Mereka memperkirakan nilai penerbitan berada dalam kisaran Rp139,29 triliun hingga Rp155,43 triliun, dengan angka tengah diproyeksikan mencapai Rp143,92 triliun.

Proyeksi positif ini didukung oleh catatan kinerja yang kuat pada kuartal I-2025, dengan nilai penerbitan surat utang mencapai Rp46,7 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 77 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya.

Kepala Divisi Riset Pefindo, Suhindarto, menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi peluang bagi penerbitan surat utang korporasi tahun ini. Salah satunya adalah tingginya kebutuhan perusahaan melakukan pembiayaan kembali (refinancing).

Hal ini terlihat dari dominasi tujuan penerbitan surat utang yang masih digunakan untuk refinancing, didorong oleh besarnya nilai surat utang jatuh tempo tahun ini yang mencapai Rp161,21 triliun. Kondisi ini merupakan imbas dari tingginya penerbitan surat utang bertenor pendek pada 2024.

“Ini juga sejalan dengan strategi perusahaan atau strategi para korporasi tersebut dalam menghadapi kondisi ketidakpastian dan juga suku bunga tinggi yang saat ini masih terus berlangsung,” kata Suhindarto dalam pemaparannya, Selasa (15/4).

Selain itu, Pefindo melihat aktivitas di sektor riil masih akan cukup kuat pada 2025. Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan stabil juga akan memberikan dukungan positif bagi dunia usaha. Pelonggaran kebijakan moneter yang diprediksi akan terus berlanjut, sejalan dengan potensi penurunan suku bunga, juga menjadi angin segar.

Di tengah volatilitas nilai tukar dan suku bunga global, perusahaan juga cenderung memilih pendanaan dari dalam negeri. Likuiditas lembaga keuangan yang relatif ketat dan potensi pertumbuhan permintaan bisnis juga mendorong perusahaan mencari alternatif pendanaan jangka panjang seperti obligasi korporasi.

Meski demikian, Pefindo juga menyoroti sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai. Risiko geopolitik yang masih tinggi akibat konflik berkepanjangan dapat membuat pasar menjadi lebih bergejolak. Ketidakpastian kebijakan ekonomi global, terutama terkait perang dagang dan potensi pelonggaran moneter AS yang lebih lambat, juga dapat mempengaruhi nilai tukar dan menahan penurunan yield.

“Dengan kondisi tersebut, maka terdapat pergeseran behavior dari korporasi karena mereka kalau mencari pendanaan ke luar negeri itu cukup costly, dan dengan kondisi di dalam negeri yang relatif favorable diharapkan ini masih bisa dimanfaatkan untuk para korporasi yang membutuhkan pendanaan tersebut,” ujarnya.

Rencana penerbitan surat utang pemerintah yang diperkirakan masih besar tahun ini, seiring dengan meningkatnya nilai surat utang pemerintah yang jatuh tempo, juga menjadi tantangan tersendiri.

Peningkatan ini diperkirakan untuk menutupi defisit anggaran yang ditargetkan lebih besar. Persaingan dari instrumen investasi lain seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Utang Negara (SUN) juga berpotensi mengurangi penyerapan surat utang korporasi.

Terakhir, investor di pasar surat utang korporasi cenderung menghindari peringkat di bawah triple B dan sektor tertentu, yang dapat membatasi penerbitan dari peringkat dan sektor tersebut.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us