Penjualan Ritel Diprediksi Turun, Waspada IHSG Kembali Terkoreksi

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada Jumat (13/6), setelah ditutup melemah 0,25 persen di level 7.204,37 kemarin sore.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menjelaskan, IHSG tampaknya sedang menyelesaikan koreksi subwave iv pada wave (v), yang merupakan fase akhir dari wave [a]. Analisis Fibonacci projection menunjukkan bahwa target koreksi berada di antara 7.143 dan 7.159.
"Secara garis besar, IHSG masih berada dalam tren naik selama tidak turun di bawah 7.083," kata Ivan dalam riset hariannya.
Level support IHSG berada di 7.083, 6.994, 6.929, dan 6.811. Sementara level resistennya berada di 7.225, 7.261, 7.345, dan 7.444. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.
Ivan memprediksi IHSG hari ini melaju di antara level 7.170 dan 7.220. Daftar saham pilihannya adalah BBNI, BMRI, BRPT, CPIN, dan UNVR.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di rentang support 7.130, pivot 7.170, dan resisten 7.250. Saham-saham yang mereka soroti hari ini adalah SMGR, PTPP, ADHI, INTP, dan CPIN.
Berdasarkan sentimen, Indeks Keyakinan Konsumen bulan Mei turun ke level 117,5 dari 121,7 di April 2025. Itu merupakan sentimen konsumen terendah sejak September 2022, yang mencerminkan melemahnya daya beli dan turunnya kelas menengah, di tengah maraknya isu PHK dan peningkatan risiko ekonomi.
Secara teknikal, Stochastic RSI berada pada pivot area dan MACD belum terjadi golden cross namun histogram merah mulai mengecil. "Sehingga diperkirakan IHSG rawan koreksi lanjutan, menguji level psikologis 7.200 hingga pivot 7.170 pada Jumat (13/6)," kata Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim dalam risetnya.
Dari Amerika, pasar mengantisipasi rilis data Michigan Consumer Sentiment Prelimenary Juni 2025 (13/6) yang diperkirakan naik ke level 53,5 dari 52,2 pada Mei 2025. Dari Jerman, pasar mengantisipasi rilis data inflasi pada Mei 2025, yang diperkirakan stabil di level 2,1 persen (YoY).
Dari Jepang, pasar mengantisipasi rilis data produksi perindustrian pada April 2025 (13/6) yang diperkirakan turun menjadi 0,7 persen (YoY) dari 1 persen (YoY) pada Maret 2025.
Sementara itu dari pasar domestik, pasar mengantisipasi rilis data penjualan ritel pada April 2025 yang diperkirakan tumbuh 2,1 persen (YoY), lebih rendah dari realisasi pertumbuhan 5,5 persen (YoY) pada Maret 2025 seiring dengan normalisasi selepas ramadan dan lebaran.