Jakarta, FORTUNE – Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby, mengatakan bahwa persetujuan ETF (Exchange-Traded Fund) Bitcoin Spot di Amerika Serikat (AS) oleh Securities and Exchange Commission (SEC) pada Januari lalu merupakan salah satu faktor pendorong meningkatnya harga Bitcoin hingga mencapai titik tertinggi (all time high/ATH) sebelum momentum halving day Bitcoin.
Halving Bitcoin adalah peristiwa yang terjadi empat tahun sekali, saat imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah, usai menambang 210.000 blok.
Menurutnya, ETF membuka peluang besar bagi orang yang awalnya kebingungan menyimpan aset kripto. "Tetapi dengan ETF Bitcoin Spot, orang mudah menyimpan dan berinvestasi kripto,” ujar Robby dalam acara diskusi Reku Finance Flash, Kamis (14/3).
Momentum halving Bitcoin tahun ini cukup berbeda dari tahun sebelumnya, karena biasanya lonjakan harga Bitcoin terjadi setelah halving berlalu. “Market saat ini jauh di luar prediksi,” kata Robby.
Saat ini, harga Bitcoin mampu menyentuh rekor harga tertinggi baru US$73.000 atau setara Rp1,14 miliar (kurs Rp15.635,60 per dolar AS). Sementara momentum halving Bitcoin diproyeksikan baru akan terjadi pada April 2024.
Selain itu, banyaknya institusi besar yang mulai merambah investasi aset kripto juga jadi faktor penyebab kenaikan harga Bitcoin mencapai ATH. “Harapannya di Indonesia (institusi) juga mulai diperbolehkan. Jadi, tidak hanya investor individu yang bertransaksi kripto, tapi juga institusi,” ujarnya.