Produksi Batu Bara Bulanan Tiongkok Cetak Rekor Sejak Maret 2015

Jakarta, FORTUNE - Produksi batu bara bulanan Tiongkok pada Oktober 2021 mencetak rekor tertinggi sejak Maret 2015. Pasalnya, pemerintah setempat telah menyetujui serangkaian perluasan tambang batu bara untuk menekan lonjakan harga serta meningkatkan pasokan dalam negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tiongkok, konsumen serta produsen terbesar komoditas ini bulan lalu menghasilkan 357,09 juta ton batu bara, naik 6,8 persen dari 334,1 juta ton pada September 2021.
Melansir laporan Reuters, Senin (15/11), untuk total produksi batu bara sepanjang 2021 Tiongkok berhasil mengeruk 3,3 miliar ton, atau meningkat 4 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sejak Juli, Tiongkok telah menyetujui ekspansi pada lebih dari 153 tambang batu bara. Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) menyebut kebijakan tersebut bakal menambah produksi batu bara nasional hingga 55 juta ton pada kuartal keempat.
Pemerintah pusat masih berusaha untuk mengakhiri kekurangan listrik, dan telah melarang pemerintah daerah untuk menutup tambang batu bara tanpa izin. Pemerintah pusat juga mendesak pembukaan kembali tambang yang sempat ditutup.
Badan perencanaan utama Tiongkok mengatakan produksi batu bara harian telah mencapai rekor tertinggi 12,05 juta ton, setelah cuaca dingin seminggu sebelumnya menurunkan produksi harian lebih dari 1 juta ton.
Akibat dari serangkaian intervensi dari pemerintah Beijing, harga batu bara termal spot telah jatuh hampir setengahnya pada bulan lalu di sekitar 1.000 yuan atau US$156,70 per ton.
Kontrak berjangka batu bara termal Zhengzhou yang paling banyak diperdagangkan pun ikut anjlok 6,1 persen pada perdagangan Senin pagi waktu setempat menjadi 819,4 yuan per ton.
Namun, para pedagang dan analis masih mewaspadai pasokan batu bara domestik pada musim dingin mendatang. Pasalnya, cuaca buruk biasanya mengganggu logistik. Selain itu, produsen batu bara biasanya juga membatasi operasi di tambang terbuka.