MARKET

Ada Potensi BI-Rate Turun, Saham Big Caps Jadi Kunci

BI diprediksi mulai turunkan BI-Rate di paruh II.

Ada Potensi BI-Rate Turun, Saham Big Caps Jadi Kunciilustrasi suku bunga naik (unsplash/towfiqu barbhuiya)
08 August 2024

Fortune Recap

  • BI diprediksi akan memangkas suku bunga acuan hingga 50 basis poin pada paruh akhir 2024, sejalan dengan pemotongan suku bunga The Fed demi menghindari resesi AS.
  • Peluang BI menurunkan BI-Rate semakin kuat, didukung sinyal dovish dari The Fed, inflasi dalam target, dan defisit transaksi berjalan yang terkendali.
  • BI tidak akan mendahului The Fed dalam memotong suku bunga acuannya, sementara pasar saham global mengalami volatilitas tinggi dan kondisi makro ekonomi masih kondusif.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Di tengah perkembangan ekonomi global di paruh II ini, akankah Bank Indonesia (BI) mulai memangkas Suku Bunga Acuan (BI-Rate) tahun ini?

Menurut Head of Investment Solution Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Roger MM, ada ruang penurunan BI-Rate hingga 50 basis poin pada paruh akhir 2024, dari level 6,25 persen saat ini menjadi 5,75 persen. 

Itu sejalan dengan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada September, dengan proyeksi penurunan 25–125 bps. The Fed diproyeksikan akan melakukan itu demi menghindari ancaman resesi Amerika Serikat (AS) yang dinilai menguat, setelah rilis data ketenagakerjaannya yang terbaru. 

“Secara total, The Fed akan memangkasnya maksimal 125 bps hingga akhir tahun ini. Besaran 100 bps setara dengan 1 persen,” jelas Roger pada Kamis (8/8).

Sejalan dengan MASI, Permata Institute for Economic Research memprediksi peluang BI menurunkan BI-Rate pada sisa tahun 2024 semakin menguat, didukung sinyal dovish dari The Fed. Hal itu semakin diperkuat oleh tingkat inflasi yang berada dalam target dan defisit transaksi berjalan yang relatif terkendali. Estimasi penurunannya adalah 25 bps di paruh II 2024. 

Lantas, kapan BI akan mulai menurunkan suku bunganya? Menurut Chief Economist Bank Permata, Joshua Pardede, itu bergantung pada kapan The Fed memotong suku bunga acuannya.

“Pakemnya adalah, BI tidak akan mendahului The Fed,” kata Joshua dalam ulasan perkembangan ekonomi pertengahan tahun secara virtual.

Pasar makin volatil

Roger mengatakan, saat ini volatilitas tinggi di pasar global terefleksi pada pergerakan hebat, baik naik maupun turun. Pergerakan pasar saham global tersebut terutama di beberapa negara acuan dalam sepekan terakhir.

“Pergerakan itu juga terkait dengan ketidakpastian ketika ada ancaman resesi di AS, sehingga membuat mata uang dolar AS dan harga emas dunia meningkat,” kata Roger 

Faktor lain yang akan mempengaruhi kondisi perekonomian dan pasar saham global adalah potensi ketidakpastian jika Donald Trump menjadi presiden, perlambatan ekonomi AS dan China, dan tensi geopolitik terutama di Timur Tengah.

Meskipun mengalami volatilitas yang tinggi di tingkat global, Roger meyakini kondisi makro ekonomi dan pasar modal masih akan kondusif. Di tengah kondisi itu, MASI menyarankan investor bertransaksi aktif jangka pendek pada saham-saham berfundamental kuat.

“Salah satu cara memperhatikan sisi fundamental tersebut, investor dan trader perlu memantau laporan keuangan emiten di bursa yang akan segera menyampaikan laporan keuangan kuartal II/2024. Investor juga bisa memanfaatkan momentum, mengoleksi saham berfundamental kuat ketika pasar terkoreksi,” jelas Roger.

Adapun, sejumlah saham berfundamental kuat yang dimaksud, meliputi: ACES, ASII, BBRI, BBCA, BMRI, CPIN, MAPI, MYOR, dan TLKM. MASI sendiri memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga tahun ini bisa mencapai 7.585.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.