MARKET

Asap Polusi dan Dampaknya terhadap Emiten Kesehatan

Bagaimana dampak polusi terhadap kunjungan ke rumah sakit?

Asap Polusi dan Dampaknya terhadap Emiten Kesehatanilustrasi rumah sakit (unsplash.com/Adhy Savala)
12 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Analis memproyeksikan polusi udara di wilayah Jabodetabek dapat meningkatkan kunjungan rumah sakit di akhir kuartal ketiga dan awal kuartal empat 2023. Lantas, bagaimana dampaknya terhadap emiten kesehatan?

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh mengatakan, proyeksi itu berdasarkan pengecekan terhadap para emiten rumah sakit. Menurutnya, pasien kelompok BPJS kemungkinan besar akan mendominasi kunjungan rumah sakit di periode tersebut, sejalan dengan tren makro saat ini. Adapun, hal itu tercermin dalam kenaikan kunjungan kesehatan primer ke RS umum di Jakarta selama Januari-Agustus 2023, yang berjumlah 1,73 juta pengunjung, naik dari 1,31 juta pada periode serupa tahun lalu.

“Kami melihat kunjungan ke rumah sakit berpotensi mengalami peningkatan dalam jangka pendek, setidaknya sampai awal kuartal empat, ketika El Nino diprediksi akan berdampak lebih besar, khususnya jika pemerintah tak melakukan perubahan signifikan dalam upaya mengurangi polusi udara,” jelas Ismail dalam risetnya, dikutip Selasa (12/9).

Akan tetapi, diskusi antara Tim BRI Danareksa Sekuritas dengan Profesor Meteorologi dan Klimatologi BRIN, Edvin Aldrian menunjukan, upaya pemerintah dalam mengatasi polusi masih terbatas dan sporadis.

Dampak terhadap emiten kesehatan: rumah sakit dan laboratorium

Lebih lanjut, Ismail menilai, peluang berlanjutnya kenaikan kunjungan rumah sakit itu akan berdampak terhadap emiten kesehatan, khususnya rumah sakit.

PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) diproyeksi mengantongi volume rujukan BPJS yang tinggi, yakni 75 persen dari total pendapatan. Hal itu karena tingginya kehadiran BPJS di area Jabodetabek serta ekuitas merek dokter anak. Emiten kedua yang juga akan merasakan dampaknya adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), karena jaringannya berfokus di wilayah Jabodetabek.

Lalu, untuk emiten laboratorium, yakni PT Proia Widyahusada Tbk (PRDA), ada potensi untuk menangkap dampak lanjutan dari diagnosis infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), yaitu: tes lab TBC dan pneumonia.

Adapun, MIKA memang memiliki paparan tertinggi di Jabodetabek dibanding para pesaing, dengan jangkauan 68 persen dari total tempat tidur nasional. Selanjutnya adalah HEAL, yang jangkauannya 46 persen. Sementara itu, PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) hanya 37 persen.

Lebih lanjut, BRI Danareksa Sekuritas melabeli sektor kesehatan masih overweight. Target harga HEAL adalah Rp1.600 dengan rasio EV/EBITDA (enterprise value/EBITDA) 16,8 kali dengan proyeksi pertumbuhan earning per share 60 persen pada 2023.

Sementara itu, target harga untuk PRDA adalah Rp6.700, dengan proyeksi rasio price to earning (P/E) 15,8 kali dan rasio price to book value (P/BV) 2,4 kali tahun ini. Untuk MIKA, proyeksi P/E-nya adalah 43,0 kali, dengan rasio P/BV 6,9 kali.

Related Topics