MARKET

BEI Buka Suara Soal Waktu Rilis Indeks ESG Syariah, Kapan?

BEI mengaku masih meninjau kebutuhan dan momentum.

BEI Buka Suara Soal Waktu Rilis Indeks ESG Syariah, Kapan?Bursa Efek Indonesia/Dok. Desy Y/Fortune Indonesia
25 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara mengenai rencana peluncuran Indeks ESG (environmental, social, governance) Syariah. Apakah akan dirilis pada 2024 ini?

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan bursa masih meninjau kebutuhan akan indeks tersebut. Lebih lanjut, ia menambahkan, BEI selalu mempertimbangkan peluncuran indeks dan produk baru berdasarkan momentum dan kebutuhan pasar. 

“Jika ada yang butuh segera bisa kami keluarkan,” katanya kepada wartawan di Gedung BEI, Kamis (25/1).

Indeks itu awalnya akan dirilis pada 2023. Namun, BEI belum melihat ada kebutuhan akan indeks tersebut. 

“Kembali lagi, kami mengeluarkan indeks tertentu dengan harapan itu digunakan oleh manajer investasi,” ujarnya. 

Adapun, indeks yang akhirnya BEI rilis tahun lalu adalah IDX-PEFINDO Prime Bank pada Oktober. Meskipun awalnya, rencana peluncuran indeks itu belum sempat diungkapkan.

“Di akhir tahun ada kebutuhan Prime Bank,” ujar Jeffrey.

Adapun, Indeks IDX-PEFINDO Prime Bank sendiri mengukir kinerja harga milik 10 saham perbankan dengan peringkat investment grade. Di dalamnya ada saham milik: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank BTPN Tbk (BTPN), PT NISP Bank OCBC NISP Tbk (NISP), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).

Hal serupa juga berlaku pada wacana peluncuran produk Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau Single Stock Futures (SSF), yang pada awalnya direncanakan meluncur pada 2023, tapi mundur ke kuartal I 2024. Sebab, menurutnya, BEI melihat momentumnya sudah mulai pulih sejak kuartal IV 2023. KBS sendiri merupakan salah satu produk derivatif di BEI. Per akhir Desember 2023, sudah ada tujuh anggota bursa (AB) di pipeline yang akan menawarkan produk derivatif, termasuk KBS. Yang mana saat ini, baru ada satu AB yang sudah mengantongi lisensi menjual produk derivatif. 

Selain menarik lebih banyak AB derivatif, BEI juga mempercepat pembukaan rekening oleh investor derivatif dengan pemanfaatan subrekening di KSEI. 

“Untuk KBS ini bukan [produk] derivatif yang pertama. Kami menyadari ada sejumlah kekhawatiran terkait pembukaan rekening, sehingga dengan adanya subrekening di KSEI dengan aturan yang baru kami harap investor akan lebih mudah untuk buka rekening,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman.

Related Topics