MARKET

Debut di BEI, Laju Saham Utama Radar Cahaya Lesu

Saham Utama Radar Cahaya terkoreksi 9,63 persen.

Debut di BEI, Laju Saham Utama Radar Cahaya LesuShutterStock/PopTika
02 August 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) resmi menggelar penawaran saham umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, di hari pertama perdagangan saham perseroan, Selasa (2/8), pergerakan sahamnya terpantau lesu, setelah sempat menguat.

Mengutip RTI Business, saham Utama Radar Cahaya dibuka di level Rp148, naik dari harga penawaran Rp135. Tapi, tak lama setelah itu, harga saham RCCC terus melemah sampai amblas 9,63 persen ke level Rp122 pukul 14.56 WIB. Adapun, rata-rata harga RCCC hari ini adalah Rp131,19.

Volume saham yang diperjualbelikan mencapai 204,10 juta, dengan total nilai transaksi Rp26,78 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya adalah 25.099 kali.

Lalu, rasio price to earning perusahaan sektor transportasi dan logistik itu mencapai 12,56; sedangkan kapitalisasi pasarnya berjumlah Rp91,50 miliar.

Sebelum mencatatkan saham sebagai emiten ke-30 di Bursa Efek Indonesia hari ini, RCCC sudah lebih dulu menggelar penawaran umum pada 27–29 Juli 2022.

Penggunaan dana

Ilustrasi IPO.
Ilustrasi IPO. (Flickr)

Dalam IPO ini, Utama Radar Cahaya menawarkan 150 juta lembar saham baru atau 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga final Rp135, Utama Radar Cahaya membidik dana segar dari IPO sejumlah Rp20,25 miliar.

Nantinya, dana hasil IPO itu akan dialokasikan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut:

  • 75,17 persen untuk membeli armada truk.
  • Sisanya untuk modal kerja perseroan.

Pada tahun ini, Utama Radar Cahaya menargetkan untuk mengoperasikan sejumlah 120 armada truk demi menyokong ekspansi usaha. Untuk saat ini, perseroan telah menjalankan 92 armada.

Dari penambahan armada itu, Utama Radar Cahaya membidik kenaikan laba bersih 89,0 persen dibandingkan pada 2021; tepatnya dari Rp3,0 miliar menjadi Rp5,7 miliar sepanjang 2022.

Related Topics