MARKET

Jumlah Emiten Indonesia Naik 45% Sejak 2017, Tertinggi Se-ASEAN

Bursa Efek Indonesia telah memiliki 825 emiten per 2022.

Jumlah Emiten Indonesia Naik 45% Sejak 2017, Tertinggi Se-ASEANBursa Efek Indonesia/Dok. Desy Y/Fortune Indonesia
03 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pertumbuhan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) tertinggi se-Asia Tenggara, sejak 2017 sampai 2022, unggul jauh dari para negara tetangga.

Berdasarkan data BEI, jumlah perusahaan publik di BEI telah melonjak 45,8 persen, dari 566 menjadi 825. Angka itu tertinggi dibandingkan Malaysia (7,3 persen), Thailand (17,7 persen), Singapura (-13,2 persen), Vietnam (16,9 persen), dan Filipina (7,1 persen).

“Rata-rata IPO kita melampaui 50 perusahaan [setiap tahun]. Tahun ini menargetkan 57, harapannya bisa lebih,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dikutip Jumat (3/2).

Meski menjelang tahun pemilu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna yakin minat para calon emiten masuk bursa tetap besar—berdasarkan pengalaman selama tiga periode pemilu belakangan.

Pada 2018 lalu, total perusahaan yang mencatatkan saham ke BEI mencapai 57. Pada Januari 2023 ini pun, sudah ada 11 emiten yang melantai di bursa dengan total emisi Rp48,5 triliun. Sementara di antrean IPO, masih ada 38 calon perusahaan yang bersiap mencatatkan sahamnya.

“Kami yakin masyarakat Indonesia sudah cukup cerdas dan dapat membedakan economic ambience dan political ambience,” katanya.

Target kenaikan investor pada 2023

Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis membidik kenaikan investor pasar modal 35 persen (YoY), dari 10,3 juta SID (single investor identification) di akhir 2022 menjadi 13,5 juta pada 2023.

Per 31 Januari 2023, total SID investor pasar modal sudah meningkat menjadi 10,4 juta. “Itu sudah meningkat sekitar 100.000 SID dibandingkan akhir tahun lalu,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dikutip Jumat (3/2). Secara rata-rata, investor aktif hariannya hampir mencapai 4,5 juta.

Dari segi usia, investor di bawah 40 tahun masih mendominasi, dengan total 81,2 persen. Sementara dari segi komposisi kepemilikan, investor domestik lebih tinggi dari asing, yakni 54,2 persen per akhir Januari 2023.

Komposisi perdagangan investor dalam negeri pun masih lebih tinggi dari asing, akni 67,1 persen dari Rp10,3 triliun. “Itu 40,2 persennya investor ritel. Meskipun secara komposisi perdagangan menurun dari 50,9 persen, tapi secara jumlah meningkat,” kata Iman.

Lebih lanjut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan 20 juta investor (SID) pada 2027, sesuai roadmap pasar modal Indonesia 2023-2027. Dari segi nilai dana kelolaan industri investasi, OJK membidik Rp1.000 triliun per 2027.

Related Topics