IHSG Tak ‘Happy Weekend’, Bagaimana Potensinya ke Depan?
IHSG masih sideways, tapi bisa lebih baik di paruh ke-2.

12 May 2023
Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,71 persen, Jumat (12/5). Salah satu sentimen negatifnya, melemahnya harga-harga komoditas.
Menurut Indo Premier Sekuritas, terjadi koreksi pada harga komoditas seperti minyak, CPO, nikel, timah, emas, batu bara, dan tembaga. Ditambah lagi, mayoritas indeks di Bursa Wall Street pun melemah.
“Sektor barang baku dan sektor infrastruktur yang mengalami penurunan 1,62 persen dan 0,78 persen menjadi kontributor terbesar bagi pelemahan IHSG hari ini,” tulis Indo Premier dalam risetnya.
Lebih lanjut, sebelumnya Mirae Asset Sekuritas menyebutkan, antisipasi perlambatan ekonomi global menyebabkan IHSG bergerak relatif sideways. “Dengan kisaran perdagangan hanya 6 persen antara level 6.558 dan 6.972 selama lebih dari 70 hari bursa sejak Januari 2023,” demikian menurut Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Robertus Hardy dalam riset, dikutip Jumat (12/5).
Pelemahan sektor energi picu pergeseran di pasar

Adapun, mengacu data RTI Business, IHSG secara year to date (ytd) telah terkoreksi 2,09 persen. Bahkan tertekan 7,29 persen selama setahun belakangan ini.
Head of Investment Information MASI, Martha Christina menyebut, sektor energi dan basic material (yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan IHSG tahun lalu) berdampak signifikan terhadap kondisi tersebut.
“Kalau saya melihat beratnya di komoditas, sektor basic material dan energi jadi salah satu penyumbang penurunan terbesar,” katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Di sisi lain, sektor-sektor seperti ritel, consumer, dan perbankan mengalami kenaikan sehingga terjadi pergeseran portofolio investor. Di tengah kondisi tersebut, Robertus menyoroti saham-saham milik perusahaan dengan risiko pelemahan lebih rendah mengingat: 1. Valuasi lebih rendah; 2. Hasil dividen lebih tinggi; 3. Profitabilitas lebih baik; 3. Pertumbuhan pendapatan positif; dan momentum harga saham yang menguntungkan. Beberapa saham itu, antara lain: BMRI, BFIN, MPMX, INTP, TLKM, ASII, MAPI, dan AKRA.
Pada paruh kedua, Mirae Asset Sekuritas memprediksi kondisi yang lebih positif pada pasar saham. Itu ditopang oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang masih baik, dilihat dari pertumbuhan PDB sebesar 5,03 persen di kuartal pertama 2023, melampaui konsensus analis, 4,97 persen. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sulawesi, mulai bertumbuh di atas level nasional, masing-masing 9,0 persen dan 6,9 persen.