MARKET

Investor Wajib Tahu, Perdagangan HMETD Bank Neo Dimulai Besok

Bank milik Akulaku itu siap melepas 1,9 miliar saham.

Investor Wajib Tahu, Perdagangan HMETD Bank Neo Dimulai BesokAplikasi Bank Neo Commerce. (Shutterstock/farzand01)

by Tanayastri Dini Isna KH

01 December 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank milik Akulaku, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), siap menambah modal dengan memperdagangkan miliaran saham melalui rights issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD). Pencatatannya akan berlangsung pada Kamis (2/12).

Sebelum rights issue, PT Akulaku Silvrr Indonesia tercatat sebagai pemegang saham pengendali BBY—sebab memiliki 24,98 persen dari total saham perseroan (15 miliar). Investor lainnya, yakni PT Gozco Capital (16,53 persen), Yellow Brick Enterprise Ltd (11,10 persen), Rockcore Financial Technology Co. Ltd. (6,12 persen), dan masyarakat (41,27 persen) dengan kepemilikan masing-masing di bawah 5 persen.

Menurut perseroan, tiap pemegang saham yang mempunyai 35 saham lama dan tercatat dalam DPS pada Selasa (30/11) pukul 16.00 WIB berhak atas 9 HMETD. “Setiap satu HMETD memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru,” tulis manajemen dalam prospektusnya.

Perincian Harga Rights Issue Bank Neo Commerce

Mengutip prospektus dari keterbukaan informasi BEI, BBYB siap melepas maksimal 1.927.162.193 saham dengan nominal Rp100 per lembar. Itu setara dengan 20,45 persen dari total modal yang perseroan setor dan tempatkan setelah penambahan modal HMETD.

Harga pelaksanaan saham baru yang terbit lewat HMETD adalah Rp1.300. Dengan asumsi 1,9 miliar saham terjual seluruhnya, maka Bank Neo Commerce berpeluang menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp2.505.310.850.900.

Rencana Penggunaan Dana Rights Issue Bank Neo Commerce

Berikut perincian penggunaan dana hasil dari penambahan modal HMETD V Bank Neo Commerce.

- Perseoran akan memakai 15% dana sebagai modal untuk mendukung ekspansi kredit/aktiva produktif.

- Penggunaan sekitar 40 persen dana untuk kegiatan operasional perbankan.

- Sekitar 30 persen untuk menyokong pengembangan teknologi dan informasi.

- Sekitar 15 persen untuk menguatkan rasio KPMM untuk cadangan aset produktif perseroan ke depannya.