
Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia mencatatkan adanya 29 calon emiten yang berada di antrean atau pipeline penawaran umum perdana (initial public offering).
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dari 29 perusahaan itu, 12 di antaranya merupakan calon emiten dengan aset berskala jumbo atau di atas Rp250 miliar.
Sementara itu, ada pula 17 calon emiten di pipeline IPO yang memiliki aset berskala menengah, yakni sekitar Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar.
Dari segi sektor, Nyoman menyebut, para calon emiten tersebut datang dari beragam sektor, dengan perincian sebagai berikut:
- 5 calon emiten dari sektor konsumer cyclical.
- 5 calon emiten dari sektor konsumen non-cyclical.
- 4 calon emiten dari sektor basic materials.
- 4 calon emiten dari sektor infrastruktur.
- 4 calon emiten sektor teknologi.
- 3 calon emiten sektor perindustrian.
- 3 calon emiten sektor energi.
- 1 calon emiten dari sektor kesehatan.
Adapun, sampai dengan Jumat (3/11), BEI telah kedatangan 74 emiten baru sepanjang 2023. Total dana terhimpun dari IPO para emiten tersebut mencapai Rp53,11 triliun. Contoh IPO yang jumbo adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Pipeline penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dan rights issue

Dalam kesempatan yang sama, BEI melaporkan sekiranya terdapat 13 emisi milik 10 penerbit EBUS dalam antrean.
Enam perusahaan datang dari sektor finansial atau keuangan. Kemudian dua dari sektor energi. Sementara itu, ada masing-masing satu perusahaan dari sektor basic materials, konsumer non-cyclical, serta properti dan real estate.
Sebelumnya, sudah ada 95 emisi dari 56 penerbit EBUS yang sudah masuk ke bursa. Dengan jumlah dana terkumpul sebesar Rp108,9 triliun.
Seain itu, khusus untuk rights issue, terdapat 24 emiten yang mengantre untuk melaksanakan rights issue. Perusahaan-perusahaan terbuka itu berasal dari sektor konsumen cyclical (8 emiten); keuangan (5 emiten); konsumer non-cyclical (4 emiten); energi (4 emiten); serta sektor infrastruktur, transportasi, dan basic materials (masing-masing 1 emiten).
Per 3 November, BEI mencatat ada 26 emiten yang sudah menggelar rights issue. Total nilai emisinya adalah Rp37,3 triliun.