MARKET

Menggali Prospek Kenaikan Laba Bersih Kalbe Farma pada 2024

Laba bersih Kalbe Farma diprediksi tumbuh 2 digit di 2024.

Menggali Prospek Kenaikan Laba Bersih Kalbe Farma pada 2024Gedung Kalbe Farma. (Kalbe Farma)
08 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Laba bersih PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) diproyeksi bertumbuh 15,0 persen (YoY)  pada 2024, walaupun kenaikan tahun ini diprediksi mendatar.

"Kami yakin KLBF dapat mencetak pertumbuhan laba bersih dua digit tahun depan seiring dengan selesainya pencatatan provisi dan stabilisasi kurs," tulis Tim Analis Samuel Sekuritas, Pebe Peresia dan Ashalia Fitri dalam risetnya, dikutip Jumat (8/9).

Samuel Sekuritas memproyeksikan laba bersih tahun ini hanya naik 0,5 persen (YoY) akibat provisi inventaris terkait Covid-19 sejumlah Rp50,6 miliar pada paruh di paruh pertama 2023, serta rugi kurs.

Lebih lanjut, GPM (gross profit margin) tahun 2023 diprediksi menurun tipis menjadi 40,1 persen, dari 40,5 persen pada 2022. Hal itu karena kenaikan harga bahan baku obat dan perubahan product mix.

Namun, angkanya diperkirakan naik lagi sebesar 41,0 persen pada 2024. "Didorong oleh dampak penurunan harga susu bubuk (skim milk powder)," tulis Pebe dan Ashalia. Adapun, harga susu bubuk sudah mulai turun sejak April 2022.

Akan tetapi, dampaknya cenderung terlambat, sehingga baru akan terasa tahun depan. Penyebabnya, yakni: masa inventaris yang lebih dari setahun dan potensi implementasi RUU Kesehatan, yang dapat mempermudah izin praktik dokter. Hal tersebut dapat mendongkrak volume penjualan obat licensed dan branded generics dengan GPM lebih tinggi.

Bagaimana dengan proyeksi pertumbuhan penjualan 2023

Terkait penjualan, Pebe dan Ashalia memprediksi penjualan mayoritas segmen Kalbe Farma akan tetap bertumbuh sampai akhir tahun, sehingga bisa meningkatkan kinerja konsolidasi pada 2023 dengan prediksi kenaikan 8,2 persen (YoY).

Penjualan tertinggi diperkirakan akan terjadi di segmen obat resep (24,8 persen, YoY), khususnya setelah perseroan mengakuisisi Sanofi Indonesia, yang diprediksi mendongkrak kontribusi segmen menjadi 24,5 persen (2023), dari 21,3 persen (2022).

"Hanya segmen consumer health yang penjualannya diperkirakan turun, akibat melemahnya permintaan vitamin dan suplemen di tengah pelemahan daya beli masyarakat akibat inflasi," tulis Pebe dan Ashalia.

Berdasarkan faktor-faktor itu, serta panduan pertumbuhan penjualan 2023 dari perusahaan, yakni 8-10 persen, Samuel Sekuritas memproyeksikan Kalbe Farma akan membukukan kenaikan penjualan sebesar 8,2 persen (YoY) hingga akhir tahun.

Related Topics