MARKET

Prapenjualan Lippo Karawaci 2022 Turun 4%, Ini Target 2023

Lippo Karawaci bukukan prapenjualan Rp4,76 T pada 2022.

Prapenjualan Lippo Karawaci 2022 Turun 4%, Ini Target 2023Lippo Karawaci. (dok. Lippo Karawaci)
07 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Emiten properti Lippo Group, PT Lippo Karawaci Tbk (LKPKR), meraih prapenjualan atau marketing sales Rp4,76 triliun, menurun 4 persen (YoY) dan 8 persen di bawah target awal, yakni Rp5,2 trilun.

Mengacu dari lokasi, ada penurunan penjualan kavling di Karawang (San Diego Hills) dibandingkan puncak penjualan di masa pandemi Covid-19 2021. Ditambah, karena perlambatan penjualan tnh kavling akibat kenaikan inflasi dan tingkat hipotek selama setahun terakhir.

Adapun, lebih dari 53 persen prapenjualan pada 2022 berasal dari proyek perumahan bertarget pemilik rumah pertama, meliputi: seri Cendana Homes, Waterfront Uptown Estates, Holland Village Manado, dan perumahan di Tanjung Bunga.

Kontribusi penjualan terbesar, yakni wilayah Lippo Village (37 persen), Cikarang (29 persen), Makassar (12 persen), Jakarta (9 persen), Karawang (4 persen), Manado (3 persen), dan lain-lain (7 persen).

Namun, dari segi pertumbuhan tertinggi, Makassar dan wilayah lain mencatatkan pertumbuhan kontribusi terbesar, masing-masing 93 persen dan 148 persen.

Bentuk pembayaran pembeli Lippo Karawaci

Berdasarkan profil pembayaran, 67 persen dari total prapenjualan memakain pembiayaan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah). Tanpa menghitung penjualan non-perumahan, pemanfaatan KPR penjualan rumah tapak saja melampaui 85 persen.

“Kami terus melihat permintaan yang kuat di segmen perumahan yang terjangkau, didukung oleh utilisasi KPR yang tinggi, menyiratkan permintaan pengguna akhir (high-end) yang tinggi,” jelas Manajemen.

Target prapenjualan LPKR 2023

Pada 2023, LPKR menetapkan target prapenjualan 2023 senilai Rp4,9 triliun, yang sebagian besar akan didorong oleh produk perumahan baru. Itu termasuk proyek tanah, low-rise, dan high-rise di Lippo Village dan Lippo Cikarang.

Namun, perseroan masih akan terus meninjau faktor-faktor risiko makro yang bisa memengaruhi prapenjualan ke depannya. “Termasuk tekanan inflasi dan suku bunga yang meningkat, yang bisa menyebabkan pelemahan permintaan,” kata CEO LPKR, John Riady.

Adapun, perseroan menyiapkan rangkaian peluncuran produk yang solid, lalu memvariasikan produk yang menyasar segmen pembeli baru.

John menambahkan, “Kami akan terus menghadirkan dan memperkenalkan produk-produk baru berharga beragam untuk menarik segmen baru dan permintaan yang lebih tinggi.”

Related Topics