Target Tambah 1000 Gerai, AMRT Sediakan Capex Hingga Rp5 triliun

- AMRT akan tambah 1000 gerai Alfamart di seluruh Indonesia dengan capex Rp4,5 triliun hingga Rp5 triliun
- Ekspansi lebih agresif ke luar Pulau Jawa dengan target pertumbuhan toko di luar Pulau Jawa pada 2025
- AMRT bidik pendapatan tumbuh sekitar 7–8 persen dan terus mendorong transformasi digital untuk memperluas akses pelanggan
Jakarta, FORTUNE - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) pada rentang Rp4,5 triliun hingga Rp5 triliun untuk memperkuat jaringan gerai dan infrastruktur logistiknya di seluruh Indonesia.
Sekretaris Perusahaan AMRT, Tomin Widian, mengatakan sekitar Rp3 triliun dari total capex akan dialokasikan untuk membuka dan memperluas sekitar 1.000 gerai baru Alfamart di seluruh Indonesia.
“Sebanyak 2.700 hingga 2.800 toko akan mendapatkan perluasan atau peningkatan kapasitas,” kata Tomin dalam paparan publik, Kamis (22/5).
Hingga akhir 2024, AMRT telah mengoperasikan 23.277 gerai ritel dan 359 gerai dari entitas anak. Sebagian besar toko tersebar di luar Jabodetabek, dengan distribusi terbagi menjadi 40 persen di wilayah Jawa non-Jabodetabek, 35 persen di luar Pulau Jawa, dan sisanya 25 persen di wilayah Jabodetabek.
Ekspansi Alfamart juga akan digerakkan lebih agresif ke luar Pulau Jawa. AMRT mencatat, saat ini toko di Jawa masih mendominasi dengan porsi 65 persen, tapi wilayah di luar Jawa mengalami pertumbuhan yang pesat dan menjadi target utama ekspansi ke depan.
"Pada 2025, kami menargetkan proporsi pertumbuhan toko lebih besar di luar Pulau Jawa," kata Tomin.
Tak hanya memperluas jaringan ritel, AMRT juga menganggarkan Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun untuk membangun dan memperkuat infrastruktur logistik, termasuk fasilitas gudang atau distribution centre (DC). Saat ini, dua DC baru sedang dalam tahap pembangunan di Palangkaraya dan Bengkulu.
"DC Bengkulu diproyeksikan selesai pada semester kedua 2025," ujarnya.
Target kinerja AMRT untuk 2025
Tahun ini, AMRT membidik pendapatan tumbuh sekitar 7–8 persen. Namun demikian, perseroan belum mengungkapkan proyeksi laba bersih. Pasalnya, kondisi perekonomian global terhitung masih dinamis dan pendekatan yang hati-hati diperlukn dalam merespons tantangan pasar.
Berdasarkan laporan keuangannya, AMRT mencatatkan pendapatan naik 10,54 persen secara tahunan menjadi Rp118,22 triliun pada 2024.
Sementara itu, laba bersihnya turun 7,5 persen menjadi Rp3,14 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,4 triliun akibat tekanan inflasi dan peningkatan beban pokok pendapatan.
Biarpun begitu, AMRT optimistis terhadap prospek industri ritel pada tahun ini, yang diperkirakan tumbuh 5 persen didukung oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil dan meningkatnya daya beli masyarakat.
Dukungan program pemulihan sektor UMKM serta sinergi antara ritel modern dan tradisional turut menopang proyeksi tersebut.
AMRT juga akan terus mendorong transformasi digital untuk memperluas akses dan kenyamanan pelanggan melalui penguatan platform daring dan aplikasi mobile.
“Dengan integrasi digital dan fokus pada keberlanjutan, kami berkomitmen untuk terus menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan,” kata Tomin.