Transaksi Valas DNDF Capai US$212 juta, BI Perkuat Pendalaman Pasar

- Transaksi Valas DNDF mencapai US$212 juta, naik sepuluh kali lipat dari 2018
- BI dan OJK perkuat pendalaman pasar keuangan melalui peningkatan volume transaksi dan pembentukan harga kredibel
- Penggunaan INDONIA sebagai acuan OIS diharapkan meningkatkan kredibilitas suku bunga rupiah dan stabilitas sistem keuangan
Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) mencatat perkembangan positif transaksi di pasar valuta asing (valas). Hingga Agustus 2025, rata-rata harian transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) mencapai US$212 juta atau sekitar Rp3,53 triliun. Bahkan, nilai ini setara sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding awal penerapannya pada 2018.
Meski demikian, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menyebut capaian tersebut masih perlu terus ditingkatkan dengan pendalaman pasar. “Tentunya BI tidak bisa sendirian, perlu sinergi dan kerja sama kita bersama," ujar Destry melalui keterangan resmi di Jakarta, (27/9).
Ini upaya BI & OJK jaga kredibilitas suku bunga rupiah

Ia menambahkan, BI terus mendorong pendalaman pasar keuangan melalui peningkatan volume transaksi dan pembentukan harga yang lebih kredibel. Di pasar uang, fokus diarahkan pada transaksi repo dan Overnight Index Swap (OIS) yang mengacu pada suku bunga acuan INDONIA. Sementara di pasar valuta asing, penguatan dilakukan lewat DNDF dan FX Swap, dengan referensi kurs JISDOR serta kurs acuan non-US$/IDR.
Destry menjelaskan, matchmaking OIS berfungsi memfasilitasi pencocokan transaksi antarbank sehingga harga terbentuk lebih efisien dan interaksi pasar lebih lancar. Ketersediaan suku bunga acuan berbasis INDONIA juga diharapkan memperkuat mekanisme harga instrumen OIS yang bersifat forward looking.
Sejalan dengan itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menilai penggunaan INDONIA sebagai acuan OIS merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kredibilitas, transparansi, dan efektivitas suku bunga rupiah, sejalan dengan reformasi suku bunga global.
OJK berkomitmen melakukan pemantauan, pendampingan, dan mendorong pemanfaatan instrumen berbasis INDONIA agar memberi manfaat optimal bagi stabilitas sistem keuangan. “Dengan sinergi seluruh pemangku kepentingan, kita optimis pasar keuangan Indonesia semakin kompetitif dan berdaya saing global," ujar Dian.
Dari sisi industri, dukungan nyata ditunjukkan dengan penandatanganan 105 kontrak perjanjian induk derivatif baru dan 23 komitmen kontrak penerapan margin oleh 56 bank. Langkah ini mencerminkan keseriusan perbankan untuk memperkuat fondasi pasar domestik, khususnya dalam pengembangan OIS dan DNDF.