Waskita Karya (WSKT) Lego Saham Anak Usaha, Nilai Divestasi Rp179,99 M

- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengalihkan kepemilikan saham anak usahanya, PT Waskita Sangir Energi.
- Divestasi tersebut dilakukan dalam rangka upaya restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh.
- WSKT berhasil menekan kerugian menjadi Rp2,14 triliun pada semester I-2025.
Jakarta, FORTUNE - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengalihkan kepemilikan saham (divestasi) anak usahanya, yakni PT Waskita Sangir Energi, kepada PT Shalawat Power dengan harga Rp179,99 miliar. Pada keterbukaan informasi, PT Shalawat Power dan PT Waskita Sangir Energi menandatangani akta pengambilalihan pada 26 September 2025.
Sebelumnya, PT Shalawat Power memiliki 6.264 lembar saham WSE atau setara 5,30 persen.
“WKI menjual, mengalahkan, dan menyerahkan/memindahkan hak atas saham yang akan dialihkan kepada SP, dan SP dengan membeli, menerima pengalihan, dan penyerahan/pemindahan hak atas saham yang dialihkan tersebut dari WKI yang akan mulai berlaku efektif sejak 26 September 2025,” ujar Sekretaris Perusahaan WSKT, Ermy Puspa Yunita, pada keterbukaan informasi, Senin (29/9).
Waskita berharap divestasi tersebut dapat memberikan dampak yang baik bagi kondisi keuangan anak usahanya.
“Elaborasi divestasi saham yang dilakukan WKI dilakukan dalam rangka upaya restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh demi menjaga keberlanjutan kegiatan operasional grup Waskita,” katanya.
Sebagai konteks tambahan, PT Waskita Sangir Energi (WSE) merupakan anak perusahaan PT Waskita Karya Infrastruktur (WKI) dengan kepemilikan saham 111.824 lembar atau setara 94,7 persen dari seluruh saham yang diterbitkan WSE.
Sementara itu, PT Waskita Infrastruktur (WKI) adalah anak perusahaan WSKT dengan kepemilikan saham 99,99 persen.
Dari sisi keuangan, WSKT berhasil menekan kerugian menjadi Rp2,14 triliun pada semester I-2025. Meski demikian, dari sisi top line, pendapatan bersih perseroan masih terkoreksi 30,63 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp3,01 triliun.
Penurunan kerugian didorong efisiensi biaya yang signifikan. Beban keuangan turun 18,3 persen (YoY) menjadi Rp1,9 triliun, sementara beban pokok pendapatan berhasil ditekan hingga 37,31 persen menjadi Rp2,44 triliun.