- Rp1.000: Rp1 (satu rupiah)
- Rp2.000: Rp2 (dua rupiah)
- Rp5.000: Rp5 (lima rupiah)
- Rp10.000: Rp10 (sepuluh rupiah)
- Rp20.000: Rp20 (dua puluh rupiah)
- Rp50.000: Rp50 (lima puluh rupiah)
- Rp100.000: Rp100 (seratus rupiah)
- Rp1.000.000: Rp1.000 (seribu rupiah)
Apa itu Redenominasi Rupiah? Ini Contoh, Manfaat, dan Tantangannya

- Redenominasi rupiah adalah penyederhanaan nilai mata uang tanpa mengubah nilai tukarnya, bertujuan meningkatkan efisiensi transaksi dan citra mata uang.
- Manfaat redenominasi rupiah antara lain memudahkan transaksi, meningkatkan efisiensi sistem keuangan, dan mengurangi risiko kesalahan pencatatan.
- Tantangan redenominasi rupiah meliputi adaptasi masyarakat dan dunia usaha, risiko spekulasi uang mengecil, potensi kecurangan, biaya implementasi, dan potensi inflasi.
Wacana redenominasi rupiah kembali mencuat setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menargetkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Redenominasi selesai pada tahun 2027.
Langkah strategis tersebut telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029.
Lantas, sebenarnya apa itu redenominasi yang sedang ramai diperbincangkan? Simak penjelasan lengkapnya.
Apa itu redenominasi rupiah?
Masyarakat dan pengguna internet mulai mencari tahu apa itu redenominasi rupiah seiring dengan ramainya topik tersebut.
Dilansir Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya. Proses ini merujuk pada pengurangan digit atau jumlah angka nol pada pecahan mata uang rupiah.
Artinya, redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit dan tidak mengubah daya beli atau nilai tukar mata uang itu sendiri. Langkah ini disebut bertujuan meningkatkan efisiensi transaksi dan citra mata uang.
Redenominasi rupiah sebelumnya sudah dibahas sejak tahun 2010 oleh Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan. Mengingat pelaksanaannya membutuhkan waktu yang panjang dan payung hukum yang kuat, wacana tersebut kembali mencuat pada tahun 2025 dengan target RUU diselesaikan pada tahun 2027.
Contoh redenominasi rupiah
Melalui penjelasan apa itu redenominasi, langkah ini merujuk pada penyederhanaan nilai nominal dengan memangkas beberapa angka nol. Penyederhanaan tersebut tentu akan berdampak pada penyebutan nominal uangnya.
Berikut beberapa contoh redenominasi rupiah apabila diterapkan dengan menghapus tiga angka nol.
Misalnya, Anda saat ini membeli seporsi bakso seharga Rp20.000 apabila terjadi redenominasi tiga digit, maka dengan uang sebanyak Rp20 tetap dapat membeli seporsi bakso. Nilai barangnya tetap sama, hanya angka pada uangnya saja yang disederhanakan.
Manfaat redenominasi rupiah
Rencana redenominasi rupiah disebut dapat membawa sejumlah manfaat bagi perekonomian Indonesia. Salah satu manfaatnya adalah memudahkan transaksi apabila diterapkan secara matang. Berikut manfaat redenominasi rupiah bagi perekonomian.
1. Penyederhanaan sistem transaksi
Pemangkasan nominal dapat mempermudah masyarakat dalam menghitung, menulis, dan mencatat transaksi sehari-hari.
2. Meningkatkan efisiensi dan kredibilitas sistem keuangan
Redenominasi dapat mengurangi beban administrasi bagi pelaku usaha dan lembaga keuangan sehingga mempermudah sistem akuntansi hingga laporan fiskal.
3. Mengurangi risiko kesalahan pencatatan
Banyaknya digit pada mata uang kerap menimbulkan kesalahan pencatatan. Melalui penyederhanaan nominal, risiko kesalahan pencatatan dapat berkurang secara signifikan.
4. Meningkatkan reputasi mata uang rupiah
Nominal rupiah yang terlihat lebih “ringkas” dapat meningkatkan citra mata uang di mata internasional. Sentimen positif terkait stabilitas mata uang juga dapat memperkuat posisi Indonesia dalam daya saing dan investasi secara global.
5. Mendorong efisiensi sistem pembayaran digital
Penyederhanaan nominal rupiah bermanfaat bagi ekosistem ekonomi digital dengan mempercepat pemrosesan data dan memperkuat integrasi sistem pembayaran nasional.
Tantangan redenominasi rupiah
Terlepas dari manfaat yang ditawarkan, terdapat kekhawatiran akan dampak redenominasi rupiah. Tidak sedikit masyarakat yang mewaspadai sejumlah risiko redenominasi yang dapat terjadi dan menjadi tantangan bagi implementasinya. Berikut beberapa tantangan redenominasi rupiah yang kemungkinan dihadapi.
1. Adaptasi masyarakat dan dunia usaha
Salah satu tantangan terbesar dalam redenominasi adalah proses transisinya. Masyarakat perlu beradaptasi dengan kebijakan baru dan berpotensi menimbulkan kebingungan, terutama di kalangan masyarakat dengan literasi keuangan terbatas.
Dunia usaha juga perlu menyesuaikan sistem harga hingga pembukuan apabila kebijakan redenominasi mulai berlaku.
2. Risiko spekulasi uang mengecil
Langkah pemangkasan nominal uang dapat memicu kesalahpahaman di kalangan masyarakat. Spekulasi dan kecemasan bahwa “uang mengecil” di tengah masyarakat dapat muncul apabila sosialisasi tidak tepat.
3. Potensi kecurangan
Masa transisi kebijakan tersebut rawan terhadap penyalahgunaan dan kecurangan oleh oknum tertentu. Risiko manipulasi harga dapat terjadi selama proses adaptasi apabila tidak diawasi dengan ketat.
4. Biaya implementasi
Biaya menjadi pertimbangan penting dalam implementasinya. Redenominasi mengharuskan pemerintah mencetak uang baru dan melakukan sosialisasi dengan biaya yang tidak sedikit.
5. Potensi inflasi
Inflasi menjadi salah satu kekhawatiran masyarakat terhadap penerapan kebijakan redenominasi yang kurang baik. Kekagetan dan kesalahpahaman masyarakat dengan jumlah uang dapat mengakibatkan harga barang atau jasa melambung tinggi.
Demikian rangkuman informasi mengenai apa itu redenominasi rupiah yang sedang dipersiapkan oleh pemerintah. Semoga bermanfaat!
FAQ seputar redenominasi rupiah
- Apa redenominasi akan membuat nilai uang berkurang?
Tidak, redenominasi merujuk pada penyederhanaan angka pada uang dan daya belinya tetap sama. - Kapan redenominasi rupiah akan diberlakukan?
Rancangan Undang-Undang (RUU) redenominasi rupiah diproyeksikan akan selesai pada tahun 2027. - Apa tujuan redenominasi rupiah?
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui langkah redenominasi, yaitu meningkatkan efisiensi transaksi, meningkatkan citra mata uang, hingga mendukung transformasi digital keuangan.

















