NEWS

7 Tips Menghadapi Burnout Dalam Pekerjaan

Burnout adalah lelah fisik dan mental karena pekerjaan.

7 Tips Menghadapi Burnout Dalam PekerjaanIlustrasi burnout dalam kerja. (Pixabay/Lukas Bieri)
13 September 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dunia pekerjaan saat ini memungkinkan membawa dampak psikologis dan kesehatan mental bagi para pekerja, salah satunya adalah kondisi burnout.

Menurut kamus online merriam-webster.com, burnout didefinisikan sebagai sebuah kondisi seseorang yang lelah secara fisik maupun emosional, akibat berbagai tekanan dalam hidup. Dalam dunia pekerjaan, Mckinsey.com mengartikannya berupa kelelahan secara fisik dan mental yang terkuras, sinis, bahkan kehilangan motivasi, akibat banyak tekanan dalam pekerjaan.

Beberapa tanda yang bisa muncul akibat burnout dalam pekerjaan, antara lain rasa lelah yang seolah tak ada akhirnya, merasa yang dikerjakan tidak berguna, membenci pekerjaan yang dilakukan, sakit kepala, susah tidur, hingga depresi saat mengerjakan tugas dalam pekerjaan.

Dengan demikian, burnout dalam pekerjaan adalah masalah yang harus segera diatasi. Oleh sebab itu, mengutip dari siker.id, berikut ini Fortune Indonesia akan mengulas beberapa tips untuk menghadapi burnout dalam pekerjaan.

1. Kenali gejala burnout

Hal pertama yang bisa Anda lakukan pertama untuk mengidentifikasi apakah Anda terserang burnout dalam pekerjaan adalah dengan dengan mengenali gejalanya.

Beberapa tanda-tanda umum, seperti kelelahan yang terus-menerus, perasaan putus asa dan tidak berdaya, penurunan motivasi dan minat dalam pekerjaan, serta perubahan emosional seperti mudah marah atau mudah tersinggung, bisa jadi indikasi Anda mungkin bisa mengalami burnout.

Dengan mengenali tanda-tanda ini lebih awal, maka Anda dapat mengambil langkah pencegahan dalam mengatasi burnout sebelum situasinya makin parah.

2. Mengatur waktu dan prioritas pekerjaan

Burnout juga bisa diakibatkan oleh beban kerja yang berlebihan. Untuk menghindari hal ini, Anda perlu mengatur waktu dengan bijak dan memprioritaskan tugas-tugas yang paling penting.

Dengan begitu, jadwal diharapkan lebih realistis dalam menyeimbangkan sibuknya kerja dengan kebutuhan istirahat maupun rekreasi yang baik bagi kesehatan mental. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau mendelegasikan tugas jika memang diperlukan.

Related Topics