NEWS

ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 jadi 5,4%

ADB sebut inflasi dan situasi geopolitik masih menantang.

ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 jadi 5,4%Asian Development Bank. (Shutterstock/Ralf Liebhold)
21 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Asian Development Bank (ADB) merevisi beberapa proyeksinya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2022 dan 2023. Hal ini juga terkait dengan pembaruan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk wilayah Asia Pasifik, yang dipengaruhi berbagai situasi global, seperti inflasi, konflik Rusia-Ukraina, hingga pemulihan dari pandemi Covid-19.

Ekonom Senior ADB untuk Indonesia, Henry Ma, mengatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini direvisi naik menjadi 5,4 persen dari proyeksi yang sebelumnya diungkapkan pada Juli lalu sebesar 5,2 persen. 

Menurutnya, beberapa aspek yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun ini di antaranya konsumsi masyarakat, investasi, ekspor, hingga kunjungan wisatawan.

“Permintaan domestik akan tetap kuat sepanjang tahun ini, meskipun inflasi lebih tinggi. Demikian juga permintaan eksternal,” ujar Henry dalam Asian Development Outlook 2022 Update, Rabu (21/9).

Henry mengatakan, ADB menaikkan proyeksi ini dengan melihat sejumlah penguatan di sisa tahun 2022. Apalagi, pada semester I 2022 ekonomi Indonesia cukup solid dengan catatan pertumbuhan mencapai 5,23 persen.

“Dengan semua asumsi yang agak konservatif itu, kami masih mengharapkan pertumbuhan sekitar 5,4 persen tahun ini,” ujarnya.

ADB turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023

ilustrasi : kegiatan perekonomian masyarakat di pasar tradisional
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/AWW

Meski proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 dinaikkan, namun ADB melakukan hal sebaliknya pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023. “Kami menurunkan proyeksi pertumbuhan tahun depan, bukan 5,2 persen. Kami sekarang memproyeksikan 5 persen untuk tahun depan,” kata Henry.

Menurutnya, penurunan proyeksi ini dilakukan akibat adanya normalisasi, baik dari sisi konsumsi dan ekspor, sehingga pertumbuhannya tidak akan setinggi pada 2022. “Konsoslidasi fiskal berlanjut dan ekspor melambat dari rekor ekspansi tahun ini (2022),” ujar Henry.

Kondisi ekonomi global pada 2023, menurutnya akan diwarnai oleh ketidakpastian yang membuat Indonesia harus mewaspadai lingkungan makroekonomi global yang jadi kurang ramah. Hal ini berdampak pada investasi yang tidak terlalu kuat, mengingat kehati-hatian para investor dalam menanamkan modal.

Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik

Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/4/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/4/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Related Topics