Era Society 5.0, Kemenparekraf Tingkatkan SDM Lewat KSW dan Pelatihan
Layanan SDM pariwisata harus memuaskan bagi para wisatawan.
Jakarta, FORTUNE – Memasuki era society 5.0, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pariwisata melalui Kampanye Sadar Wisata (KSW) serta Pelatihan dan Pengembangan Pemasaran Online dan Peningkatan Kualitas Layanan di enam Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP).
“Kita ingin peningkatan SDM di era Society 5.0 sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan sehingga wisatawan dapat menikmati kunjungannya. Maka kita harus fokus pada penyiapan masyarakat yang awaredengan perkembangan, peningkatan usaha lokal pengguna layanan online dan upaya meningkatan ratingnya,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno, seperti dikutip dari laman Kemenparekraf, Rabu (20/7).
Menurut Sandiaga, upaya ini juga dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha lokal di sektor pariwisata. Adapun keenam DPP tersebut, antara lain Danau Toba, Sumatera Utara; Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Jawa Tengah; Mandalika, Busa Tenggara Barat; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur; dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Tahapan yang dilalui para kader terpilih
Terkait KSW, Sandiaga mengatakan, pihaknya akan memilih kader desa wisata kemudian, mereka yang terpilih akan diberi pelatihan dan ditugaskan untuk membuat proyek rencana pengembangan desa. Peserta nantinya juga akan diberi pendampingan oleh Kemenparekraf.
“Pelaksanaan program Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Pemasaran Online dan Peningkatan Kualitas Layanan akan dilakukan melalui tahapan analisis kebutuhan pelatihan, perancangan program pelatihan, pelaksanaan pelatihan, serta pengawasan dan evaluasi,” kata Sandiaga.
Dipersiapkan secara berkelanjutan
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh, mengatakan bahwa KSW dipersiapkan secara berkelanjutan dan dibagi menjadi empat tahapan, yakni sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan apresiasi. Hal ini akan dilaksanakan pada 2022-2023, agar keterkaitan perekonomian lokal dan pariwisata dapat semakin kuat.
Menurut Teguh, KSW akan fokus pada penerapan Sapta Pesona Era Society 5.0, pelayanan prima, dan disiplin protokol kesehatan (CHSE). Selain itu, kegitan ini juga mendapat dukungan dari Bank Dunia. “Kegiatan ini didedikasikan untuk Destinasi Pariwisata Prioritas melalui berbagai metode, terutama dengan modul-modul yang kita persiapkan,” katanya.
Pelaksanaan program
Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf, Florida Pardosi, menyebutkan bahwa KSW dan Program Pelatihan dan Pengembangan Pemasaran Online dan Peningkatan Kualitas Layanan masing-masing diikuti 6.500 dan 7.700 peserta.
Sejak Maret 2022, sosialisasi KSW sudah dilakukan di 65 desa wisata di enam DPP dengan menggunakan tiga modul Sapta Pesona, Layanan Prima, dan CHSE. Sedangkan pada saat pelatihan akan ada 14 modul lainnya. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata setempat, sehingga nantinya bisa mengawal terutama dalam menjaring peserta untuk ke tahap selanjutnya yaitu pelatihan dan implementasi project pengembangan desa,” ucapnya.